Dompu, Bimakini.com.-Hingga Selasa (23/10) siang, rumah dinas Camat Manggelewa, M. Rais, masih dipalang warga menggunakan kayu dan bambu. Hal itu imbas aksi demo warga terhadap Camat setempat, Rabu (17/10) lalu.
Pemalangan itu menyita perhatian warga dan para pengendara yang melintas di jalan raya depan rumah itu. Nah, bagaimana reaksi Rais?
Dia menilai tujuan pendemo itu lebih bernuansa politis dan sengaja dilakukan untuk pembunuhan karakternya. Sebagaimana diceritakannya saat awal kedatangan para pendemo itu meminta kepadanya pergi meninggalkan Manggelewa. “Saat itu saya diminta angkat kaki dari Manggelewa,” ujar mantan Camat Kempo ini Selasa (23/10) di Bagian Humas dan Protokol Setda Dompu.
Ironisnya lagi, kata Rais, dari 13 pendemo itu adalah mereka dari guru tidak tetap dan pegawai Dishut Dompu. Pertanyaannya, apa korelasinya kalau dirinya didemo oleh guru, karena tidak berhubungan dengan pembayaran gaji atau tunjangan sertifikasi.Mengenai tuduhan SPJ fiktif, katanya, kalau itu benar mengapa sampai saat ini pihak Inspektorat belum memeriksanya. “Ini lebih besar nuansa politisnya,” duganya.
Selain itu, dia heran mengapa saat ingin tampil dan menjelaskan kepada para pendemo itu dilarang. Padahal, saat itu ingin menjelaskan lewat dialog maupun secara terbuka berkaitan dengan apa yang dituduhkan. “Herannya malah saya dilarang berbicara,” ujarnya.
Dia mengharapkan pihak atasan segera memeriksa sehingga bisa di etahui duduk persoalan yang sebenarnya.
Rais mengaku tetap melaksanakan tugasnya kendati dituntut segera minggat dari wilayah itu. Dia menepis isu ada pegawai kecamatan yang terlibat saat aksi demo Rabu lalu.
Pantauan Bimakini.com, Selasa (23/10), pintu rumah dinas Camat Manggelewa itu terlihat masih dipalang menggunakan kayu. Belum ada informasi pasti sampai kapan pemalangan itu berakhir. (BE.15)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.