Connect with us

Ketik yang Anda cari

Pendidikan

Saat PBM, Awasi Siswa yang Mendengarkan Musik

Kota Bima, Bimakini.com.-Ada yang menguatirkan perkembangan proses belajar-mengajar siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) saat ini. Mereka menyalahgunakan teknologi bukan sebagai sarana belajar, tetapi untuk hura-hura, terutama saat proses belajar-mengajar (PBM) di ruangan. 

Bahkan, yang paling parah pelajar yang mengenakan jilbab mendengarkan musik atau lainnya menggunakan headset telepon seluler. Praktis, tidak berkonsentrasi terhadap pelajaran.
    Pembina Organisasi Intra-Sekolah (OSIS) SMAN 4 Kota Bima, H. Ahmad, S.Pd, mengatakan, saat ini yang paling urgen dipikirkan adalah bagaimana  memberdayakan media sebagai sarana belajar, bukan untuk hura-hura. Guru saat ini seharusnya lebih menguasai media dibandingkan dengan siswa, tetapi kenyataan masih banyak yang gagap teknologi. 
    “Saya sendiri masih gagap teknologi, sementara siswa jauh lebih maju soal memainkan media sesuai keinginan mereka. Apalagi, saat ini akses internet memberikan warna tersendiri bagi perkembangan anak didik,” kata alumnus Universitas Tadulako (Untad) Palu ini.
Untuk peningkatan pemahaman guru terhadap media saat ini, jelas Ahmad, masih stagnan, padahal siswa membutuhkan varian baru dalam proses belajar-mengajar. Mereka terlihat ada kejenuhan dalam menerima materi pembelajaran, apalagi masih menggunakan metode satu arah. Siswa dalam pihak pendengar, sedangkan guru menyampaikan materi. 
Katanya, memang sudah ada beberapa guru yang menggunakan media teknologi sebagai media pembelajaran, tetapi belum sebanding dengan yang menggunakan metode lama.
    “Seharusnya setiap sekolah perlu ada pelatihan khusus bagi guru agar tidak ketinggalan dari anak-anak. Ini mungkin perlu dimusyawarakan dengan Komite Sekolah agar pemberdayaan guru diperhatikan,” katanya.
    Kondisi yang lebih parah saat ini, dalam penilaian Ahmad, sulit mengontrol anak-anak yang menggunakan media hura-hura saat proses belajar mengajar. Alat headset yang disimpan di telinga bagi laki-laki mudah terlihat, tetapi bagi siswa putri sulit diawasi. 
Bayangkan, gurunya berkoar-koar mengajar, ternyata siswanya mendengarkan musik. Bahkan, ada yang menggerak-gerakan badan menikmati alunan musik. “Saya sering memerhatikan sehingga tahu mereka banyak yang menggunakan alat pendengar itu. Bagaimana mungkin pelajaran bisa masuk sementara konsentrasi mereka di alam yang lain,” katanya.
Dia mengharapkan perlu ada aturan tegas dari sekolah agar siswa tidak menggunakan telepon seluler saat PBM berlangsung. (BE.13)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Berita

Kota Bima, Bimakini.-  Video viral anak SMA yang protes Polantas dengan bahasa Bima, kini makin populer saja. Di fanpage Otosia.com, hingga Kamis pagi, 3...

Pendidikan

Bima, Bimakini.- Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Kecamatan Woha menggelar debat calon Ketua Organisasi Siswa Intra-Sekolah (OSIS) tahun 2016-2017 di aula sekolah setempat,...

Pendidikan

Bima, Bimakini.- Pelajar kelas II SMPN 1 Belo Kabupaten Bima, Elfi Sukaesi, mendapatkan beasiswa prestasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  RI, Selasa (20/09).  Remaja ...

Berita

Bima, Bimakini.com.- Diduga mengkonsumsi  pil Tramadol, dua orang siswa seuah SMA swasta di  Bolo dan satu siswa SMA negeri di Bolo ditangkap oleh anggota...

Pendidikan

Kota Bima, Bimakini.com.- Kasus pengancaman  terhadap  guru  muncul  di SMK 45 Kota Bima. Para guru diancam menggunakan pisau yang diduga melibatkan siswa setempat berinisial...