Connect with us

Ketik yang Anda cari

Pendidikan

SDN Inpres Rato Membutuhkan Ruangan Guru

Bima, Bimakini.com.-Kendati dalam kontruksi APBN dan APBD alokasi anggaran pendidikan mencapai 20 persen, namun implementasinya tidak sepenuhnya utuh. Buktinya masih banyak sekolah yang tidak didukung fasilitas memadai. Hal itu dialami Sekolah Dasar Negeri (SDN) Inpres Rato Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

    Meskipun sudah banyak mengoleksi prestasi akademik dan ekstrakurikuler, sekolah setempat belum memiliki ruang khusus untuk guru. Akibatnya, para tenaga pengajar terpaksa menggunakan emperan diantara ruang kelas. Hal itu diakui Kepala Sekolah setempat, Saad Hasan, S.Pd.
    Diakuinya, awal sekolah memiliki ruang guru, namun karena sudah dialihkan menjadi ruangan kelas, guru terpaksa menggunakan emperan sekolah. Kondisi itu sudah berlangsung dua tahun dan sudah disampaikan kepada Dinas Dikpora maupun Pemerintah Daerah. Bahkan, anggota legislatif Dapil setempat, Ilham Yusuf sudah pernah melihat langsung kondisi tersebut. Namun, ironisnya hingga kini belum ada sinyal pemerintah akan mengalokasikan anggaran untuk pembangunan ruangan guru.
    “Kami sudah sering sampaikan kepada pemerintah, bahkan anggota Dewan berkunjung langsung ke sini. Tapi, sampai saat ini belum ada kabarnya sama sekali, sehingga sampai sekarang guru juga terpaksa duduk di luar, di emperan menunggu jam mengajar,” katanya kemarin.
    Dikatakannya, ruangan guru sangat diperlukan, karena bagaimana pun pendidik membutuhkan konsentrasi saat diskusi dan menyusun rencana pembelajaran. “Awalnya memang ada ruangan guru, tapi karena sangat butuh untuk kelas, karena rata-rata kelas di sini paralel sehingga dialihkan,” katanya.
    Guru setempat, Nurlaila, mengaku tidak nyaman menggunakan emperan. Hal itu dialami guru setempat suda dua tahun. “Saat  menyampaikan materi kepada siswa, kami kadang butuh kolaborasi dan diskusi dengan guru lain tentang masalah yang dihadapi saat mengajar, sehingga ada solusi tempat. Jadi, kami harapkan ini segera diperhatikan anggota Dewan dan pemerintah,” harapnya.
    Guru lainnya, Mahfud, mengaku hampir setiap hari, 29 tenaga pengajar setempat harus berdesak-desakan di emperan sekolah karena tidak tersedianya ruang guru.
“Bagaimana kami bisa berkonsentrasi susun dan bahas RPP dan Silabus, kalau ruangan saja tidak ada, mau simpan banyak meja juga tidak memungkinkan,” katanya. (BE.17)

 

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Pendidikan

Bima, Bimakini.- Serikat Guru Indonesia (SGI) Bima menjalin kerja sama dengan penerbit SMI Yogyakarta untuk menerbitkan buku tulisan best practice guru. Pada 7 Februari...

Opini

Oleh: Eka Ilham, M.Si *)   RENDAHNYA alokasi anggaran pendidikan yang disediakan pemerintah negara berkembang, menjadi salah satu alasan klasik rendahnya daya dukung penyelenggaraan...

Opini

Oleh: Eka Ilham.M.Si *)   WACANA mengenai politik pendidikan di Indonesia terbilang cukup asing di kalangan masyarakat awam, bahkan perbincangan mengenai hal ini dianggap...

Opini

Oleh: Eka Ilham., M.Si *)   DI penghujung tahun di awal November ini, pemerintah Kabupaten Bima melaksanakan test  calon kepala sekolah (Cakep). Jumlah pesertanya...

Pendidikan

Bima, Bimakini.- Anggaran untuk gaji guru PTT program Bima Mengajar, sampai saat ini belum masuk ke kas Bidang KPMP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah...