Kota Bima, Bimakini.com.-Subhan HM. Nur, SH, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bima, akhirnya menentukan sikap politik maju menjadi calon Wali Kota Bima periode mendatang. Tidak melalui Partai Golongan Karya (Golkar) yang membesarkannya, melainkan diusung koalisi partai non-kursi di DPRD Kota Bima, yakni ‘Koalisi Bangkit Bersama Rakyat’ atau Kobar.
Subhan mengaku menggandeng Muhammad Reza, MA, sebagai figur yang mendampinginya. Kobar yang sebelumnya hanya 13 partai, kini menjadi 17 partai.
“Saya ingin berbuat yang terbaik. Kalau saya tetap di Golkar dan kalau pun jadi Wali Kota melalui Golkar, saya tetap akan dikendalikan,” ujarnya saat bersilaturrahmi di Sekretariat Gerakan Pemuda Ansor Kota Bima, Senin (29/10) malam.
Dia mengisyaratkan bersilaturrahmi dengan siapapun, tanpa membatasi diri. Bahkan, menyiapkan visi-misi dan programnya lebih awal kepada semua elemen. Masyarakat seharusnya memilih karena visi-misi dan program, tidak berdasarkan aspek finansial para calon.
Ketua GP Ansor Kota Bima, Dzul Amirul Haq, SPd.I, menilai silaturrahmi yang digalang Subhan sebagai salahsatu cermin berkembangnya tatanilai demokrasi. Bagi GP Ansor, proses demokrasi harus dikawal. Pencerahan dan pendidikan politik dianggap sebagai salahsatu dakwah bil haal.
“Juga agar masyarakat tidak terjerembab dalam persetujuan-persetujuan yang salah. Bagi kami Subhan tetap sebagai anggota parlemen, soal berencana menjadi apa, itu soal teknis,” ujarnya.
Dia mengharapkan para kandidat turut mencerdaskan masyarakat pemilih. Bukan saling menggiring opini saling menjatuhkan. “Jangan pula menjauh dari forum-forum dan kelompok OKP. Mari kita share dan merancang agenda-agenda konstruktif bagi Kota Bima ke depan,” ujarnya.
Soal sikap politik, kata dia, GP Ansor tidak punya sikap politik dan tetap membela pemimpin yang menunaikan kemaslahatan rakyat. Soal dukungan masuk wilayah Parpol, bukan Ormas. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.