Bima, Bimakini.com.- Wakil Gubernur NTB, Ir. Badrul Munir, bertemu dengan warga dan tokoh masyarakat Desa Kalampa Kecamatan Woha. Pertemuan berlangsung Jumat (19/10) sekitar pukul 11.23 WITA. Tujuannya membahas upaya rekonsiliasi atau perdamaian antara warga desa yang bertikai.
Pertemuan itu dihadiri Wakil Bupati Bima, Drs. H. Syafruddin, Kapolres Bima Kabupaten AKBP Dede Alamsyah, dan sejumlah perwira Polda NTB lainnya di SMPN 2 Woha.
Karo Ops Polda NTB, Kombes Pol Pujiono, langsung memimpin pertemuan tersebut. Terlihat hadir Kades Kalampa, Sudirman H. A. Rahman dan tokoh masyarakat Kalampa lainnya. Tidak hanya pejabat perwira dari Polda, dalam pertemuan itu juga terlihat sejumlah pejabat Pemerintah Kabupaten Bima.
Saat itu, Wagub mengharapkan tercipta kedamaian dengan menguatkan tali silaturrahim. Dia mengimbau agar setiap persoalan yang terjadi bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan dan kemasyarakatan
“Jangan pernah selesaikan masalah dengan jalur kekerasan, karena semua akan rugi dan berdampak negatif,” ujarnya.
Dikatakannnya, Pemprov NTB akan mengupayakan proses perdamaian bersama Pemerintah Kabupaten Bima dan aparat keamanan. “Proses perdamaian ini kita mulai dari bawah, karena dengan cara itu proses rekonsiliasi dan perdamaian akan tercapai,” ujarnya.
Ditegaskannya, persoalan keamanan tidak bisa diselesaikan oleh aparat keamanan dan pemerintah saja, namun harus kerja sama dengan masyarakat. “Pemerintah dan Kepolisian akan memfasilitasi perdamaian, supaya terjadi suasana yang kondusif, Gubernur menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada semua pihak yang menjadi korban, Pemprov akan tanggung semua biaya pengobatannya,” jelasnya.
Perwakilan warga Kalampa, Rido Alam, kepada Wagub meminta agar proses rekonsiliasi bisa berjalan lancar dan segera tercapai perdamaian. Menurutnya, permasalahan akan berakhir ketika ada koordinasi yang jelas dari tingkat atas sampai tingkat bawah.
“Kami minta seluruh Kades di wilayah Woha bagian Barat dipanggil sehingga ada koordinasi yang jelas, masyarakat Kalampa siap untuk berdamai,” katanya.
Kades Kalampa, Sudirman H. A. Rahman, mengaku tidak menginginkan munculnya bentrok. “Kami sedikit pun tidak pernah punya niat untuk bentrok seperti ini,” ujarnya.
Menurutnya, Kalampa hanya menjadi korban atas bentrok yang terjadi antara dusun Godo dengan Samili. “Buktinya sekarang sawah-sawah milik warga Kalampa dan isinya hancur karena dirusak oleh warga Dadibou, petani pun mengalami krugian yang luarbiasa,” ujarnya.
Dia mengaku telah melaporkan dugaan keterlibatan oknum anggota TNI warga asli Dadibou saat memimpin penyerangan. Dia meminta agar Dandim dan Danrem bisa memberikan sanksi terhadap oknum itu. “Banyak warga yang menyaksikan keterlibat oknum TNI itu,” klaimnya.
Menanggapi pernyataan Kades Kalampa, Dandim 1608 Bima, Letkol (Inf) Tommy Ferry membantah dugaan keterlibatan anggotanya. Katanya sudah mengecek langsung dan informasi yang berkembang tersebut tidak benar. Selain itu, memiliki dokumentasi peran anggotanya di lokasi.
Namun, katanya, jika terbukti ada oknum anggotanya terlibat, tetap akan memberikan sanksi tegas. “Untuk sementara sudah saya cek sendiri, itu tidak benar. Tapi, kalaupun nanti memang terbukti, saya akan memberikan sanksi yang tegas terhadap oknum anggota saya itu,” tegasnya.
Setelah mendengarkan penjelasan dari tokoh dan Kepala Desa Kalampa, pertemuan itu pun ditutup. Karo Ops yang memimpin pertemuan itu berharap agar tidak kembali terjadi aksi saling serang dan masyarakat bisa segera berdamai. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.