Melihat tampilan polesan wajah Taman Ria Kota Bima sekarang ini, sungguh melegakan. Setelah sekian lama terbengkalai, sedikit demi sedikit pembenahan dilakukan. Anda bisa beristirahat sambil menikmati kesejukan dan hijau dedaunan. Posisi taman itu di tengah pusaran dinamika Kota Bima memang menggiring publik gemas meminta segera dibenahi. Pembenahan yang kini terlihat, patut diapresiasi bersama.
Namun, ada kritik menggelitik dari sejumlah warga Kota Bima terhadap wajah Taman Ria saat ini. Pemilihan warna pada tembok dan ornamen dianggap ‘berselera rendah’. Tidak ‘matching’ dengan suasana sekitarnya. Sebenarnya, kritikan itu sudah relatif lama disuarakan sejak pekerja memainkan kuasnya. Apalagi, taman itu dalam pusaran mobilitas tinggi warga Mbojo. Nah, jika sekarang yang bersuara di ruang publik, maka bisa dikatakan mewakili arus kegelian sebagian warga yang memandangnya.
Soal pilihan warna memang kadang merepotkan. Di ‘kampung tetangga sebelah’ sejumlah fasilitas, kantor, dan spanduk didominasi warna kuning, menyinkronkan dengan warna latarbelakang politik penguasa. Bahkan, kabarnya, map atau cover proposal yang hendak diajukan lebih “aman” menggunakan warna kuning. Tidak ada yang salah memang, tetapi hendaknya memerhatikan konteks. Soal warna ini pula kadang diterjemahkan secara asal-asalan oleh pejabat pada Satuan Kerja demi meraih persepsi positif di depan penguasa.
Kritikan pada Taman Ria itu adalah pintu refleksi bagi semua agar menyelaraskan tindakan dengan aspek normatif. Selain itu, menandai ekspresi kekritisan dan kecintaan warga terhadap daerah. Jangan sampai masyarakat Bima dipersepsikan buta soal warna dan tidak cermat memainkan cat di atas kanvas, hanya karena ketidakcermatan seseorang dan ingin menyenangkan hati penguasa. Jika memang ada keliru dalam penempatan warna, maka membenahinya adalah langkah bijaksana. Taman Ria dihajatkan untuk menyenangkan atau memanjakan mata yang melihatnya, bukannya memaksakan warna tertentu sesuai latarbelakang penguasa. Ada kondisi tertentu yang membuatnya pas, namun tidak pada kondisi lain.
Soal warna, jangan pernah melawan arus utama, karena justru merusak kenyamanan. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.