Dompu, Bmakini.com.-Jika dibandingkan tahun lalu, animo masyarakat menanam jagung tahun ini agak berkurang. Kondisi itu disebabkan masyarakat kecewa terhadap menurunnya harga jagung pada musim panen tahun lalu.
Seperti diakui para petani di Kecamatan Woja, Manggelewa, dan beberapa kecamatan lainnya. Jika dulu sebelum musim hujan petani antusias mengolah lahan, kini agak berkurang. “Memang animo petani menanam jagung agak sedikit berkurang,” ujar Sarwan, warga Woja yang mengakui lahannya hanya dibiarkan begitu saja.
Menurut Sarwan, jika saja pemerintah dalam setiap musim panen jagung menyediakan anggaran relatif banyak untuk membeli jagung, kemungkinan tidak terjadi penurunan animo masyarakat menanam jagung seperti saat ini. “Coba Anda lihat sendiri, lahan sepanjang jalan ini biasanya awal musim hujan sudah diolah atau ditanami jagung, tapi sekarang malah dibiarkan kosong,” katanya.
Hal yang sama diakui para petani di Selaparang Matua. Sampai saat ini masih membiarkan lahan mereka kosong, fakta itu berbeda dibandingkan tahun lalu.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Dompu, Iwan Iskandar, A.pi, mengakui memang tahun ini terjadi penunuran animo petani menanam jagung karena harga jual jagung rendah.
Dia memberikan solusi agar pemerintah ke depan meningkatkan dana talangan jagung, sehingga dapat membantu meningkatkan harga. Diakuinya, memang sejak program Pijar itu dilaksankan, perputaran uang di tengah masyarakat meningkat, tinggal bagaimana memperbesar dana talangan. “Tahun lalu dana talangan hanya 3 miliar,” ujarnya seraya menambahkan dana itu tidak cukup untuk menutupi pembelian jagung para petani. (BE.15)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
