
Ilustrasi
Bima, Bimakini.com.-Selama musim kemarau, luas areal tanam di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima berkurang menjadi 2 ribu hektar (Ha) dari luas 5 Ha. Kondisi tersebut memaksa petani lebih selektif dan diperkirakan berlangsung hingga masuk musim hujan.
Kepala UPTD Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kecamatan Madapangga, Ir. Abdullah, mengaku, secara umum unit setempat sudah mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa dialami petani selama musim kemarau. Selama ini petani sudah diingatkan untuk selektif dan menyusun perencanaan yang matang sebelum memilih jenis tanaman.
“Kalau saat musim kemaru seperti ini areal tanam menyusut 30 persen, walau sebagian besar areal tanam merupakan sawah,” katanya di Madapangga, kemarin.
Diakuinya, belum lama ini Dinas Pertanian mendistribusikan benih tanaman kepada petani di wilayah setempat. Umumnya, benih dibagi sesuai luas areal tanam. Hal itu diatur masing-masing kelompok tani, sehingga ada yang menerima dua kantung atau hanya satu. “Kalau jumlah benih yang dibagi bergantung kebijakan masing-masing kelompok, mereka yang lebih tahu. Memang idealnya 25 kilogram per hektare, tapi kebiasaan buruk petani kita satu karung untuk per hektare,” katanya.
Dikatakannya, hingga saat ini unit setempat terus berupaya menyosialisasikan penggunaan pupuk alternatif, termasuk pupuk Nitrogen, Posphat, Kalium (NPK), sehingga mengurangi ketergantungan terhadap Urea yang umumnya terbatas.
“Sudah mulai ada kesadaran petani mencoba pupuk lain. Selama ini petani cenderung merespons bagus jika melihat tanaman mereka hijau, padahal itu belum tentu bertahan,” katanya. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
