Bima, Bimakini.com.-Petani kopi di Kecamatan Tambora Kabupaten Bima dan Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu, sekareng tersenyum lega. Dalam beberapa pekan terakhir, harga jual biji kopi kembali melonjak sekitar Rp20 ribu/kilogram. Harga itu meningkat dibandingkan harga sebelumnya hanya sekitar Rp18 ribu.
Warga Tambora, Sulaiman, mengaku kenaikan harga itu menyebabkan petani tidak ragu lagi menjualnya. Petani sengaja tidak menjual karena berharap ada kenaikan harga. Kalau harga naik seperti itu, petani merasa lega. Meski demikian, masih ada spekulan yang ingin memainkan harga.
“Namun, petani sudah paham betul mengenai tipe pembeli yang dapat dipercaya maupun yang tidak bisa dipercaya,” ujarnya di terminal Dara Kota Bima, Rabu (31/10).
Kata Sulaiman, kawasan yang sedang panen kopi adalah Nanga Miro, Labuan Kananga, Pekat, Sori Nomo, Pasar Minggu, Bringin Jaya, Panca Sila, Doro Peti, dan lain-lainnya. Panen kopi sudah berlangsung beberapa bulan terakhir.
Sejumlah kawasan itu bukan hanya sedang panen kopi, tetapi juga panen jambu mete. “Semua haril perkebunan itu sedang naik daun dengan harga yang meningkat. Kita berharap harga ini bertahan hingga beberapa bulan mendatang,” katanya.
Hal senada dikemukakan warga Desa SP3 Tambora, Muhdar, dan Karim. Mereka tetap berharap harga jual hasil perkebunan tetap bertahan pada level harga yang signifikan, meski diakui harga kerap terjadi fluktuasi dipasaran. Bahkan, harga saat ini masih bisa naik hingga Rp22 ribu/kilogram.
“Kita sebagai petani selalu menginginkan adanya peningkatan harga. Kita kecewa kalau harga itu anjlok hingga ke level terendah,” kata Muhdar yang diamini rekannya di Kelurahan Dara Kota Bima, Kamis. (BE.13)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.