Bima, Bimakini.com.-Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Nae Kecamatan Sape Kabupaten Bima dihelat Rabu (28/11) pagi ini di depan kantor Desa setempat. Sebanyak 1.326 pemilih akan menentukan hak suaranya terhadap terhadap tiga calon. Mereka adalah Tamrin H. Ismail (1, merah), Akhyar H. Yasin, SH (2, kuning dan incumbent), dan Lukman M. Saleh (3, hijau).
Pertarungan nanti diprediksi berlangsung sengit, karena dukungan suara relatif merata. Hal itu karena mereka mewakili tiga kampung di Nae. Tamrin mewakili aspirasi warga kampung Nae, Akhyar dari kampung Sigi, sedangkan Lukman merepresentasikan aspirasi warga kampung Amba.
Akhir pekan lalu, ketiganya menggelar kampanye di halaman rumah masing-masing. Mereka meminta dukungan masyarakat dan menawarkan komitmen melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Tamrin maju untuk ketiga kalinya dalam kompetisi politik desa ini. Saat kampanye Kamis malam lalu, dia menggugah kesadaran masyarakat agar memercayakannya memimpin desa. Pilihan untuk maju lagi tentunya sudah diperhitungkan matang. Hasilnya, kita tunggu saja.
Akhyar, sebagai calon incumbent, akan melanjutkan program yang dinilai positif, sambil mengintip celah untuk percepatan pembangunan. Massa pendukung memenuhi halaman rumahnya ketika kampanye Jumat malam dan meyakini ‘kuda balapannya’ bakal melejit lagi seperti lima tahun lalu ketika duel melawan Tamrin.
Bagaimana dengan Lukman? Saat kampanye Minggu malam lalu, dia telah “mewakafkan diri” siap melayani masyarakat selama 24 jam. Saat ini, Lukman hanya membutuhkan kepercayaan masyarakat untuk mewujudkan ambisinya membawa Nae lebih baik lagi dari kondisi sekarang.
Meski dihelat pada malam hari, namun suasana kampanye tetap tertib berkat kesadaran semua pihak. Seperti “lazimnya”, para pendukung dan warga luar desa meramaikan bursa taruhan dengan perhitungan masing-masing. Informasi yang dihimpun, ada petaruh yang berani memberi bonus suara pada calon lawannya dari 50 hingga 100 suara. Kabarnya, ada juga yang berani hingga 200 suara. Jumlah taruhannya dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Pembicaraan soal itu sudah bukan rahasia lagi di tengah masyarakat. Meski sebagian kalangan menyesalkan praktik judi tersebut, namun tetap saja masyarakat tidak bergeming. Bahkan, dilakukan secara vulgar. Faktanya, hampir semua ajang Pilkades diiringi bumbu perjudian.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa Nae, Fatimah HM. Fadil, meminta agar massa pendukung menjaga keamanan dan ketertiban sebelum dan selama prosesi pemungutan suara dilakukan. Perhelatan politik desa itu mesti dimaknai sebagai pendewasaan, sehingga jangan sampai karena perbedaan pilihan merusak persatuan.
Selain itu, dia meminta agar tidak terjadi praktik politik uang ketika meraih dukungan suara masyarakat pemilih. “Mari menjaga keamanan dan ketertiban, jangan sampai terjadi money politics,” harapnya di Sape, pekan lalu.
Sebelumnya, Ketua Panitia Pilkades Nae, Muhammad Yamin, S.Sos, mengatakan sumber pemicu kisruh biasanya pada Daftar Pemilih. Oleh karena itu, pihaknya sudah mengantisipasi saat pengajuan Daftar Pemilih Sementara dan member waktu untuk mengoreksi.
Katanya, pascapenetapan Daftar Pemilih Tetap tidak ada lagi ruang untum memrotesnya dan itu merupakan kesepakatan bersama. (BE.12)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.