Connect with us

Ketik yang Anda cari

Pendidikan

Jumlah Guru Bermutu hanya 30 Persen?

Kota Bima, Bimakini.com.- Apa yang perlu menjadi catatan untuk Hari Guru Republik Indonesia? Pengamat pendidikan asal Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Taman Siswa Bima, Syarifuddin, S.Si, M.Pd, memiliki catatan khusus. Berdasarkan pengamatannya, secara umum, hingga saat ini, baru 30 persen tenaga pendidik yang profesional dan bermutu  memiliki kemampuan akademik mumpuni. Sisanya, masih sulit diharapkan.

Katanya, hal tersebut bisa dilihat dari grafik prestasi siswa, ouput pendidikan secara umum, dan uji kompetensi guru serta kemampuan inovasi guru. “Kalau saya melihat guru yang memiliki kemampuan bagus hanya sekitar 30 persen untuk setiap sekolah, kecuali memang sekolah-sekolah favorit atau sekolah unggulan, rata-rata guru-nya memiliki kemampuan yang bagus,” katanya di kampus STKIP Taman Siswa, akhir pekan lalu.
    Menurutnya, persoalan pendidikan atau mutu pendidik juga tidak terlepas dari kualitas embrio guru, atau mahasiswa keguruan. Mereka-mereka yang memiliki kemampuan akademik lebih bagus saat sekolah menengah atas, umumnya memilih jurusan non-kependidikan. “Persoalannya juga siswa yang punya prestasi bagus saat SMA sangat sedikit yang milih jurusan guru. Ini menjadi persoalan khusus ke depan yang harus segera dituntaskan,” katanya.
    Meskipun dari segi kesejahteraan umumnya guru saat ini sudah ditunjang dengan dana kesejahteraan sertifikasi, menurut Ketua Prodi Pendidikan Matematika STKIP Taman Siswa ini, kesejahteraan guru masih perlu ditingkatkan secara merata, sehingga bisa fokus mendidik siswa. “Kalau kesejahteraan dibilang  sudah bagus, tidak juga sih, karena buktinya masih banyak guru yang mencoba profesi lain misalnya sambil jadi pengojek malah, sehingga ini perlu diperhatikan pemerintah,” katanya.
    Syarifuddin mengatakan, ke depan guru di Bima harus mampu berkembang dan berinovasi, misanya meningkatkan kemampuan mengajar, salahsatunya dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas. Guru tidak boleh hanya terpacu dengan pola konvensional, tetapi harus beradapatasi dengan perkembangan teknologi.
“Jangan sampai  berlanjut kasus siswa lebih melek teknologi dan lebih pintar menggunakan laptop dan IT daripada guru, tentu ini akan jadi masalah. Guru itu harus fokus, demikian juga dosen dan tenaga pengajar lain, tidak semestinya urus proyek dan lain-lainnya,” katanya. (BE.17)
 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Pendidikan

  Kota Bima, Bimakini.- Profesi sebagai guru jangan hanya menjadi pekerjaan, namun untuk pengabdian. Meningkatkan kualitas diri melalui berbagai kegiatan pelatihan dan pengembangan lainnya....

Pendidikan

Kota Bima, Bimakini.- Wakil Wali Kota Bima, H A Rahman H Abidin, SE, menyatakan saat era digital seperti sekarang ini, hampir semua orang menggunakan...

Politik

Bima, Bimakini.com.- Ini harapan sekaligus sorotan akademisi terhadap Pejabat Bupati Bima, Drs Bachrudin, MPd, soal netralitas  aparatur pemerintah. Bachrudin diminta jangan hanya bisa beretorika soal...

Peristiwa

Dompu, Bimakini.- Ini akibat dari musim kemarau panjang yang kini dialami masyarakat Kabupaten Dompu. Penurunan kapasitas air di wilayah itu kini hingga 40 persen.

Politik

Bima, Bimakini.com.- Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Hasil Perubahan kembali dibahas dalam rapat pleno oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bima di kantor setempat,...