Kota Bima, Bimakini.com.- Akademisi Sekolah Tinggi Agama Islam Muhamadiyah (STAIM) Bima, Ilham, MPd.I menyayangkan oknum pelajar yang ditangkap karena diduga membawa ganja. Perbuatan itu membuktikan kelemahan pendidikan keagamaan pada pelajar.
Dikatakannya saat ini pendidikan tidak harus mencerdaskan, namun juga mendidik dengan pendidikan agama yang lebih baik. Saat ini pendidikan lebih berorientasi pada kecerdasan intelektual saja, namun tidak sebanding dengan kemuliaan ahlak.
Katanya, pelajar sebagai generasi penerus seharusnya dididik dengan kecerdasan dan pendidikan ahlak yang baik sehingga ada keseimbangan antara IQ dan SQ. “Kita bisa menilai bersama bagaimana pendidikan saat ini, memang pendidikan untuk mencerdaskan, namun kita tidak bisa mengelak bahwa kecerdasan buta tanpa ahlak yang baik,” ungkapnya, Sabtu (23/11) lalu, di kampus setempat.
Menurutnya penangkapan pelajar itu menjadi kado bagi Hari Guru sebagai bentuk muhasabah bersama bahwa pendidikan akhlak juga sangat penting. Dalam hal mendidik, bukan hanya tanggungjawab guru dan lembaga pendidikan semata, namun semua pihak memiliki peran dalam mendidik siswa ke arah yang lebih baik.
Dijelaskannya, dalam lembaga pendidikan, penerapan pendidikan ahlak lebih dimaksimalkan lagi, pengawasan dan ketegasan orangtua perlu ditingkatkan, peranan pihak Kepolisian dan Dinas Kesehatan dalam pembelajaran Narkoba perlu dilakukan terus-menerus, sehingga ada penanaman pemahaman dampak narkoba dan peranan lebaga keagamaan untuk mebantu lembaga pendidikan dalam pendidikan moralitas terus dilakukan.
Dia berharap agar pola pendidikan akhlak terus dimaksimalkan dalam rangka menyelamatkan generasi.
Akademisi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bima, Drs. Nehru, M.Pd, juga menyayangkan kasus ganja pada oknum pelajar. Kasus itu merupakan cambuk bagi semua pihak agar terus membenahi pola pendidikan yang mengarahkan pada kecerdasan dan karakter siswa. (BE.18)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
