Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Kesadaran Ruhaniah Remaja

Umat Islam kini dalam dekapan Muharram. Tahun baru 1434 Hijriyah baru saja dimasuki. Terdapat sejumlah harapan mengiringi perjalanan waktu ke depan.  Menandai awal fajar Muharram dengan doa dan zikir adalah pilihan ketika banyak orang beralih ke hiruk-pikuk kesenangan yang cenderung mematikan kesadaran hati. Dari titik ini, apa yang dilakukan siswa Madrasah Tsnawiyah dan Madrasah Aliyah Al-Husainy Kota Bima, misalnya,  perlu diapresiasi.

Setidaknya, langkah  kontemplatif itu bisa dilihat pada dua hal. Pertama, itu menandai potensi kecerdasan spiritual karena mendekatkan kesadaran ruhaniah mengiringi alur guliran waktu. Dalam kondisi lingkungan yang serba pragmatis, pelarian psikologis pada nilai-nilai ruhaniah sangat diperlukan untuk mengimbangi dinamika perubahan sosial yang bergerak cepat.
Pada sisi lain, banyak orang memilih hura-hura dalam momentum pergantian tahun, terutama tahun baru Masehi. Bahkan, sebagian di antaranya terjebak perbuatan menyimpang yang justru mendegradasi identitas kemanusiaannya sendiri. Kasus kaum muda Bima yang mabuk-mabukkan pada malam tahun baru, misalnya, adalah fakta bahwa masih ada potensi negatif dan tidak mendidik dari cara kita memahami detik-detik waktu.   
Kedua, doa dan zikir itu dilakukan para remaja—tahapan usia menuju kedewasaan yang memerlukan konsistensi dan latihan positif untuk bermetamorfosa. Pilihan sandaran agama seperti itu adalah penting bagi remaja Bima sebagai bagian dari proses pematangan diri. Pertanyaannya adalah apakah kegiatan itu pilihan sadar ataukah karena mengikuti mekanisme aturan sekolah. Namun, apapun itu, kita mengharapkan ada ‘bekas-bekas kesalihan yang tertinggal dalam hati’ selanjutnya menuntun mereka ke jalur yang tepat. Harus dikatakan, tantangan menjadi remaja hari ini sangatlah berat di tengah berbagai arus informasi, budaya, dan teknologi yang memasuki hingga ke sudut kamar pribadi.
Kita mengharapkan para remaja Bima  semakin menyadari arti kehadiran mereka dalam panggung meriah abad ini dengan terus menggali kesadaran ruhaniah dibawah bimbingan guru mereka. Harus diingatkan, tanpa kendali moralitas, maka gambaran kualitas spiritual remaja (Mbojo) hari ini akan menjadi warna tegas pada puluhan tahun mendatang. Benihnya kita semai hari ini. Inilah makna lain dari guliran  1434 Hijriyah yang kini bergulir di depan umat Islam. (*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.-  Jalan kawasan pantai Ule menuju Kelurahan Kolo, Kota Bima, selasa (27/9) sore pukul 17.00 wita mendadak ramai setelah warga menemukan Potongan tubuh...

Hukum & Kriminal

Kota Bima,Bimakini.-  Sebanyak 12 remaja asal Kota Bima, diamankan aparat Polsek Rasanae Barat, sekitar pukul 22.00 Wita, Jumat (9/9). Penyebabnya, ada sekelompok remaja yang...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Kasus pengeroyokan remaja asal BTN Panggi  Kelurahan Panggi Kecamatan Raba Kota Bima, Ikhlas Zulhansyar (17 ) yang diduga dilakukan sekelompok oknum aparat,...

Hukum & Kriminal

Kota Bima, Bimakini.- Ayah atau Orang Tua Korban Pengeroyokan, Ikhlas Zulhansyar, Sulhan ST, meminta oknum aparat meminta maaf. Permintaan maaf itu, kata dia, harus...

Politik

Dompu, Bimakini.com.- Fondasi dari conflict governance dalam konteks Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) damai adalah kesadaran demokrasi. Artinya mekanisme demokrasi akan berjalan efektif dan menjadi...