Connect with us

Ketik yang Anda cari

Hukum & Kriminal

Ketika Lakalantas Merenggut Nyawa Heni

Ke Dompu Tanpa Pamit,Hadiri Sidang Cerai Sepupu

   Kecelakaan lalulintas  yang merenggut korban jiwa Heni Anggraeni  di jalan lintas desa Panda Kecamatan Palibelo Kebaupaten Bima, Senin (12/11), masih menyisahkan duka mendalam bagi keluarga. Almarhumah dikenal periang dan suka membantu itu. Bagaimana pengakuan keluarga korban? Berikut rangkuman Dedy Rosyadi.

    Tidak ada yang menyangka Heni cepat meninggalkan dunia ini. Semua bagai mimpi. Tetapi, itulah takdir, tidak ada yang mampu menahannya. Skenario Allah belum mampu diungkap manusia.
Almarhumah   meninggalkan empat anak. Mereka adalah Arya, Bakti, Cinta, dan Difa. Buah cinta dengan pria yang telah berpisah dengannya beberapa bulan lalu.  Masih ada duka yang menggelayut. Kini empat buah hatinya  itu hidup sebatang-kara  karena sang ayah sudah beristri lagi.
Paman korban, Syafrudin, mengisahkan tentang masa kecil Heni yang  tidak seindah teman sebayanya. Heni harus tumbuh tanpa dampingan sosok seorang ayah, karena bercerai dengan ibunya kala Heni masih berumur 10 tahun. Sang Bunda saat itu sedang mengandung adiknya, Doni.  Sang paman  pamanlah  yang sangat dekat dengan kehidupannya.
“Saat berumur sekitar 10 tahun dia harus menerima kenyataan pahit karena kedua orang tuanya bercerai,” ujarnya di Lewisape, Selasa (13/11).
Masa-masa kecil dan remajanya tumbuh tanpa belaian kasih sempurna dari seorang ayah. Sang paman-lah yang menjadi sosok ayah baginya. “Korban tidak lahir dari benih saya, tapi cinta, kasih- sayang dan perhatian saya sama dengan anak-anak saya sendiri,” ungkap Safrudin, Selasa siang di Lewisape.
Dia mengaku sangat terpukul atas kematian Heni. Bahkan, lebih terpukul kala dia ditinggal pergi oleh ibunya. “Saya belum pernah sesedih ini,” tambahnya.
Kasih-sayangnya pada korban juga karena nestapa masa kecilnya persis sama. “Saya juga dibesarkan oleh ibu karena bapak pergi begitu saja. Saya melihat bayangan hidup saya pada almarhumah,” ujarnya menahan tangis.
Meski tidak mendapat firasat buruk menjelang kematian korban, namun beberapa hari sebelumnya dia mengamati perubahan pada penampilan dan perilakunya. Heni yang biasa ceria, tiba-tiba kelihatan murung dan terlihat sangat cantik. Pagi-pagi korban sudah siap untuk mengantar putra pertamanya ke MTsN 1 Kota Bima bersama putranya juga. Itulah rutinitas keseharianya.
Namun, pagi itu Heni langsung mau ke Dompu untuk menghadiri sidang perceraian sepupunya. “Dia nggak sempat pamit pada saya,” ujarnya. 
Begitu mendengar kabar kecelakaan yang merenggut jiwa Heni, Syafrudin langsung terkulai lemas dan sempat tidak sadarkan diri. “Seperti separuh hidup saya hilang,” katanya.
Karena peristiwa itu murni kecelakaan, maka pihak keluarga tidak menuntut. Bahkan, memberikan memberikan kesempatan k datang melayat ke rumah duka. Hanya saja, dalam pembicaraan damai itu dia tidak ingin mendengar ungkapan nilai ganti-rugi materi pada pengemudi mobil.
“Bagi saya, nyawa Heni tidak tergantikan dengan uang sejumlah berapapun,” ujarnya.
Lurah Sarae,  Idham, SH, mengatakan Wali Kota Bima, HM. Qurais, turut menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Heni dan mengirim uang duka cita.
    Staf BPTP NTB, Darwis Yusra, SP, saat dikonfirmasi via HP  mengaku sudah membicarakan kasus kecelakaan tersebut secara kekeluargaan.
     Kematian Heni menyisakan luka mendalam bagi keluarganya. Warga Lewisape dan Gilipanda tumpah-ruah mengantar jenazah korban hingga ke pekuburan umum. Sebagian mereka tidak henti-hentinya menangis dan sesekali mencium putra dan putri korban.
Mereka berharap agar pihak BPTP NTB memerhatikan masa depan dan pendidikan anak korban.
Tanah merah di pekuburan umum Tolobali  kini menjadi saksi bisu akhir dari perjalanan hidup Heni Anggreani. Sejuta kenangan telah menggores nyata di hati orang-orang tercinta. Kini empat buah hatinya akan merindukan cinta dan kasih tulus dari seorang ibu. Meski banyak pecinta di sekitarnya, tetapi kehangatan kasih seorang ibu tidak tertandingi. 
Biarlah kematianya menjadi pembelajaran bagi kita  agar lebih memaknai hidup dan umur untuk kebajikan. Karena kematian tidak mengenal waktu dan tempat. Kadang datang tanpa aba-aba. (*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Sebuah mobil pickup mengalami kecelakaan tunggal di tanjakan Wadu Pa’a Desa Kananta Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu...

Hukum & Kriminal

Kota Bima, Bimakini.- Kecelakaan lalu lintas terjadi, Selasa (18/7/2023) di Jl. Soekarno Hatta, Kelurahan Monggonao, Kecamapatan Mpunda, Kota Bima. Kecelakaan melibatkan sepeda motor dan...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Seorang sopir mobil angkot nyaris menjadi bulan-bulanan warga, lantaran menabrak dua bocah yang masih duduk di sekolah dasar pada Selasa 27 Mei...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Dua orang tewas dan satu orang mengalami luka-luka hingga terpaksa dilarikan ke rumah sakit terdekat, akibat kecelakaan lalu lintas yang terjadi di...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Diduga karena rem sepeda motor blong, Mira (50 tahun) pengendara asal Desa Nggembe, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, alami kecelakaan. Sepeda motor yang...