Sepuluh siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kota Bima yang mengikuti lomba Cerdas-Cermat Empat Pilar Kebangsaan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, berhasil meraih juara pertama. Disaksikan Wakil Presiden RI, Boediono, dan sejumlah pejabat lainnya, tim SMANSA—demikian sekolah favorit itu kerap disebut alumninya—mampu tampil sempurna dan bercas-cis-cus menjawab pertanyaan. Duta Jambi dan Yogyakarta pun menyerah. Wapres pun berdiri mengapresiasi. Semacam ‘standing ovation’, ekspresi penghormatan terhadap seseorang dengan cara berdiri sebagaimana yang lazim di Eropa. Bentuk penghormatan terhadap kekayaan wawasan intelektual kaum muda.
Prestasi itu tidak saja mengharumkan Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan alumni. Tetapi, kemenangan kaum muda Mbojo. Kita patut berbangga. Prestasi itu adalah rangkaian bukti bahwa kaum remaja Bima mampu ‘memuntahkan peluru berdaya ledak tinggi’ jika mendapatkan tempat dan kesempatan. Kita memiliki potensi luarbiasa yang jika digembleng dalam pembinaan maksimal akan melahirkan kekuatan yang menawarkan pesona indah. Kemampun tim Cerdas-Cermat itu membuktikannya dengan mengobrak-abrik rimba raya Ibukota Negara.
Ke depan, pencapaian prestasi itu tidak boleh berhenti. Jangan berhenti pada sekadar momentum di ruangan MPR itu. Kontinuitas pembinaan diharapkan terjadi agar kesempatan berikutnya bisa meraih yang lebih baik lagi. Kaum muda Bima jangan kehilangan momentum, mesti mampu unjuk prestasi untuk menorehkan karya agung, masterpiece. Pembuktian di arena Cerdas-Cermat selayaknya dijadikan pintu masuk untuk menggelorakan peningkatan prestasi bidang pendidikan.
Sekali lagi, Pemerintah Kota Bima mesti menjadikan prestasi akhir tahun itu untuk lebih fokus menata dan mengidentifikasi potensi pelajar untuk kebanggaan daerah. Kaum muda Mbojo adalah mutiara terpendam yang menunggu polesan kreatif agar tampilan performanya lebih memesona. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.