Bima, Bimakini.com.-Pelaksanaan lomba Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama (Kemnag), tinggal menghitung pekan. sejumlah persiapan pun sudah dilakukan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Bolo Kabupaten Bima. Sejak awal November, madrasah setempat menggenjot duta lomba.
Kepala MIN Bolo Kabupaten Bima, Drs. Fahrir, optimis siswa setempat mampu meraih juara dalam ajang tahunan Kemnag tersebut, minimal masuk kategori tiga besar. Hal itu, diukur dari persiapan madrasah dan kemampuan siswa. “Kami optimis bisa masuk tiga besar seperti tahun lalu, karena siswa benar-benar kami siapkan mental dengan bimbingan materi lomba,” katanya di Bolo, kemarin.
Diakuinya, cabang lomba yang berpeluang meraih prestasi yakni bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), karena selama ini siswa setempat kerap menjadi jawara. Cabang lainnya, yakni lomba pidato menggunakan tiga bahasa, bahasa Indonesia, Inggris, dan bahasa Arab. Selain lomba pelajaran, siswa yang disiapkan juga akan mengikuti lomba kasidah dan lomba olahraga.
“Selain itu, kami juga menyiapkan duta lomba bola voli, tenis meja, bulutangkis dan catur. Pembinaan tidak hanya di sekolah, tapi dilaksanakan juga di rumah guru saat waktu luang,” ujar alumnus Universitas Hasanudin Makasar ini.
Dikatakannya, selain menyiapkan duta lomba, saat ini MIN Bolo intens membimbing dan menerapkan pendidikan karakter untuk meminimalisasi konflik dan perkalahian pemuda. Hal itu juga sesuai tujuan madrasah, yakni menyiapkan generasi berprestasi dan berakhlak. “Kami sangat sedih melihat konflik, pertumpahan darah seperti di dua desa di daerah kita, sehingga kami berpikir harus menggenjot pendidikan akhlak anak-anak kami, sehingga mereka memiliki karakter positif yang kuat,” katanya.
Menurut pria kelahiran Nata ini, seluruh guru dan Kepala Sekolah harus pintar mendidik siswa, menanggalkan cara konvensional yang tidak cocok, dan menghilangkan distorsi dalam lingkungan sekolah, sehingga dinamisasi pendidikan dan tujuan kegiatan belajar-mengajar (KBM) efektif terwujud.
“Saya di sini juga menganggap siswa dan guru-guru di sini sebagai sahabat, bukan sebagai bawahan. Saya juga coba menjadi teman siswa, sehingga mereka nyaman. Pola-pola lama yang kaku dan menjaga jarak harus ditanggalkan, sehingga ada rasa persaudaraan,” katanya. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.