Connect with us

Ketik yang Anda cari

Hukum & Kriminal

Pemuda yang Tewas di Poso Diduga Yamin, Warga O’o

Polisi menjaga jenazah salah seorang terduga teroris setibanya di kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (31/10). (Foto ant)

Dompu, Bimeks.-

     Identitas Jipo alias Ibenk (30), yang tewas di Poso saat penggerebekan yang dilakukan aparat Detesemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri, Rabu lalu, mulai terkuak. Diduga, dia adalah warga Desa O’o Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu dan bernama asli Yamin, anak pasangan H. Mahmud-Hj. Komariah. Yamin sudah beristri dan memiliki dua anak. Istrinya, Nurjanah, kini sedang mengandung anak ketiga. 

       Pihak keluarga  diberitahu kabar kematian itu oleh seseorang yang datang dari Bima.  Hanya saja, mereka tidak diberitahu nama orang yang mengabarkan berita duka itu. Keluarga Mahmud tetap tabah menghadapi musibah itu jika memang yang tewas adalah Yamin.

      Rupanya, Jipo alias Ibenk, seperti yang diidentifikasi aparat Kepolisian memiliki banyak nama. Penelusuran Bimeks di desa setempat, Jumat pagi, di kampungnya dia biasa dipanggil Yamin. Namun, ternyata di Pondok Pesantren Utsman bin Affan, di O’o justru dipanggil Abdurahman.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

       Sejumlah tetangga mengaku,Yamin pergi setelah heboh meninggalnya Firdaus di Ponpes Umar bin Khatab Desa Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, beberapa waktu lalu. “Dia (Yamin) pergi setelah kematian Firdaus di Pesantren UBK Kabupaten Bima,” ujar Aminah, tetangganya.

       Hal senada juga diungkapkan oleh beberapa warga O’o lainnya. Selain itu, antara almarhum Firdaus dan Yamin, memiliki hubungan keluarga. Firdaus adalah kakak kandung dari istri Yamin, Nurjanah.    

      Pengakuan kakak kandung Yamin, Firman, adiknya itu pergi meninggalkan Dompu setelah seminggu meninggalnya Firdaus di Ponpes UBK Sanolo.

        Namun, tetangganya maupun keluarganya tidak mengetahui persis apa saja kegiatan Yamin selama ini. Tiba-tiba saja diberitahu meninggal dunia di Poso. “Dia dikenal rajin bekerja,”ujar Firman saat dihubungi di O’o, Jumat pagi.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

     Informasi tewasnya Yamin, kata Firman, diperoleh dari seseorang yang datang dari Bima yang memberitahukan orangtuanya bahwa Yamin sudah meninggal dunia di Poso. Keluarga tidak mengetahui siapa nama pemberi kabar itu, karena hanya datang sebentar lalu pergi. Sejumlah tetangga mengaku orang datang menggunakan mobil dan berjenggot.

        Bagaimana pengakuan orang tua Yamin, H. Mahmud dan Hj. Komariah? Ditemui di rumah panggung mereka di Desa O’o, Jumat pagi,  mereka mengaku tidak mengetahui dan tidak mengenal siapa orang yang dulu datang memberitahukan  kematian Yamin di Poso itu. Orang itu tidak bercerita mengapa anaknya meninggal, karena orang itu hanya sebentar saja lalu pergi. “Sejak itulah kita tahu kalau anak saya meninggal,” ujar Mahmud.

       Sejak Yamin berangkat pascakejadian di Ponpes UBK, memang sempat  datang menjenguk istri dan anaknya yang tinggal pada rumah kecil, samping rumah orangtuanya.

      Pada kesempatan itu,  ibu Yamin, Hj. Komariah, mengaku Yamin merupakan anak  terakhir dari enam bersaudara dan memiliki dua anak. Saat ini,   istri Yamin, Nurjanah, juga mengandunganak ketiga. Anak pertamanya baru berumur tiga tahun dan kedua berumur 2 tahun.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

      Selama Yamin meninggalkan keluarganya, orang tua maupun istrinya tidak pernah diberitahu alamat dan tujuannya berangkat kemana. Namun, pihak keluarga tabah menerima jika memang kenyataannya yang tewas itu adalah Yamin. “Kita rela dan tabah menghadapi cobaan ini,” ujar Komariah.

       Yamin dulu menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Desa O’o, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Dompu. Tamat SMP masuk Pondok Pesantren Utsman bin Affan di O’o. Namun, tidak sampai tamat, lalu melanjutkan pendidikannya pada salahsatu Ponpes di Solo, Jawa Tengah.

        Bagi keluarganya,  Yamin dikenal pekerja keras mengelola areal sawah pembagian orang tuanya. Selain itu, Yamin juga dikenal paling rajin mengambil kayu bakar di gunung untuk dijual. “Pokoknya dia telaten dan bertanggung jawab pada keluarganya,” ujar Komariah.

        Dia mengakui kakak kandung Yamin juga ada yang menjadi anggota TNI dan guru. Mahmud menambahkan, informasi meninggalnya Yamin diketahui setelah kasus kematian dua anggota Polisi di Poso, beberapa waktu lalu. Tapi, mereka juga tidak bisa menyimpulkan keterkaitan antara dua peristiwa itu. “Anak Yamin yang pertama bernama Ali Gufron, selalu menanyakan kemana ayahnya pergi,” katanya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

       Saat ditemui Bimeks di rumahnya, Desa O’o atau belakang Kantor Desa O’o Kecamatan Dompu,  Mahmud tengah memegang beberapa parang. Ketika wartawan masuk, pria yang sudah berumur 80 tahun dan berjenggot panjang ini segera memasukan beberapa parang itu ke bawah tempat tidurnya.

        Mahmud pun menunjukkan rumah yang ditempati anaknya, di samping rumahnya. Luasnya sekitar 3×4 meter dibuat dari papan.

        Sebelumnya,  Markas Besar (Mabes) Polri memastikan identitas satu terduga teroris yang ditembak mati dalam operasi gabungan TNI dan Polri di Poso Pesisir, Sulawesi Tengah (Sulteng), Rabu lalu. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar, menyatakan terduga teroris itu bernama Jipo alias Ibenk, asal Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat.

      “Yang meninggal namanya Jipo alias Ibenk. Dari teman-temannya diduga nama samaran. Kami masih cari tahu nama aslinya,” kata Boy dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis 1 November 2012, seperti dilansir vivanews.com.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

        Boy mengatakan selain Jipo, dua terduga lainnya, Natsir alias Cecep, dan Rahmat alias Mamat, yang kini ditahan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, juga berasal dari Bima. “Tiga orang ini beraktivitas sebagai(tukang) service komputer di Desa Bakti Agung, Poso,” katanya. (BE.15)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Kuat dugaan, korban tewas di terowongan Dam Pela Parado karena  mesin pompa penyedot air terbakar. Selain itu karena kesulitan untuk bernafas. Mesin...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Naas menimpa dua pekerja bendungan Pela Parado Kecamatan Monta Kabupaten Bima. Pada Kamis (13/5/21) dini hari pekerja yang diketahui bernama Ismail (52)...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Diduga terlibat berantam dengan warga lainnya, Sukardin (34) warga RT 14 Desa Bolo Kecamatan Madapangga tewas, sekitar pukul 16.30 Wita, Rabu (18/12)....

Berita

Keceriaan pagi para relawan bersama murid SDN O’o saat berangkat ke sekolah. (foto: Alfaruq) PUKUL 04.36 Wita saya bangun. Mungkin karena agak lelah, tidur...

Berita

HARI sudah sore. Harusnya pada Jumat 23 November 2019, saya bergabung dengan puluhan orang lain mengikuti pelepasan di Museum Asi Mbojo. Kami adalah relawan...