Nusa Dua (ANTARA News) – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan mencegah konflik antarkelompok masyarakat di daerah harus diawali dari optimalisasi peran pemda dan jajaran aparat keamanan di daerah.
"Semua pemimpin di negeri ini semua…harus sadari setiap saat bisa terjadi salah paham, jangan lalai dan lemah dan tidak sensitif," kata Yudhoyono dalam keterangan pers di Nusa Dua Bali, Jumat.
Kepala Negara mengatakan kemajemukan etnis dan komunitas di tanah air memang kekayaan bangsa namun di sisi lain bisa menjadi mendorong konflik bila kehidupan bermasyarakat tidak dikelola dengan baik.
"Saya selalu katakan di samping rahmat, kemajemukan juga rawan setiap kali terjadi benturan, apabila ada yang menarik pandangan sempit atas etnis atau komunitas agama. Saya katakan negara kita kaya dengan kemajemukan tapi rawan," kata Presiden.
Yudhoyono mengaku sangat sedih dengan terjadi bentrokan antarkelompok masyarakat di Lampung. Menurutnya, pemerintah daerah dan aparat keamanan di daerah harus memiliki kepekaan sehingga masalah serupa dapat dideteksi sejak dini.Ia meminta pimpinan daerah peka pada kesenjangan antara kelompok masyarakat pendatang dengan masyarakat yang telah lama tinggal di daerah tersebut."Kesenjangan yang ada kelola dengan baik, masyarakat pendatang harus melebur dan masyarakat asli diberdayakan, itu harus dipahami pejabat daerah. Saya minta semua jajaran pemerintah daerah sensitif dan responsif," katanya.
Presiden menyatakan telah menugaskan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto untuk sejumlah konflik horizontal antarkelompok masyarakat yang kerap terjadi akhir-akhir, sekaligus mencari penyelesaiannya.
(P008/D011)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
