Kota Bima, Bimakini.com.-
Pendidikan berkarakter anak bangsa, terus digenjot PGTK Tadika Puri Kota Bima. Selain metode belajar sambil bermain yang rutin diterapkan di sekolah, lembaga pendidikan anak itu juga mengemas metode pembelajaran dalam bentuk lomba. Tujuannya agar siswa termotivasi belajar dan berkarya.
Selain itu, cara mendidik anak berkarakter bangsa juga diajarkan kepada orang tua siswa dan sejumlah calon guru (mahasiswa STKIP Bima) dalam bentuk seminar. “Kami merindukan pendidikan yang berkarakter anak bangsa, sehingga kami terinspirasi menggelar seminar dan lomba menggambar bagi siswa,” ujar Kepala PGTK Tadika Puri, Retno Utami, SE, di arena lomba menggambar Artha Bima Mall.
Seminar tentang pendidikan anak, terangnya, dilaksanakan di STKIP Bima, Selasa (6/11) pagi lalu. Pesertanya, para mahasiswa dan organisasi intrakampus, terutama mahasiswa program studi Bimbingan konseling.
Saat itu, diulas tentang tingkat kecerdasan otak anak berdasarkan usia. Metode dan pola mendidik anak di sekolah dan rumah, juga diulas dengan lugas agar para orangtua dan calon guru memahami dan mengaplikasikannya.
Pembicara dalam seminar itu adalah Ir. Jarot Wijanarko, penulis dan pemerhati pendidikan anak. Beberapa buku yang ditulis pimpinan studio film dan rekaman Happy Holly Kids itu, di antaranya anak cerdas dan mendidik anak dengan hati. “Tingkat kecerdasan anak dan cara mendidik anak dikupas tuntas dalam seminar. Selain Pak Jarot, pembicara juga dari kalangan dosen STKIP,” terangnya.
Retno menjelaskan sekilas tentang pendidikan anak yang diulas dalam seminar itu. Bagi anak usia dini (0-6 tahun), dunianya adalah keluarga, lingkungan terdekat dan pertama adalah orang tuanya. Pada masa ini, anak belajar dengan menirukan, karena itu hal utama dalam mendidik anak adalah memberikan teladan. “Keteladanan adalah proses mendidik anak yang sangat sederhana, namun begitu efektif karena mudah dimengerti,” katanya.
Anak usia 6 tahun, terangnya, otak kiri mulai berkembang dan mulai berpikir logis. Anak mulai mengenal angka, konsep nilai, dan uang. Dalam kurun usia ini, orang tua dituntut menjadi motivator, yang memberikan arahan dan dorongan. Kecerdasan akan tumbuh mencapai 90 persen pada usia 12 tahun.
“Pada usia dua belas tahun, maka inilah masa membuat anak benar-benar rajin dan pandai,” katanya. (BE.19)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.