
Suasana Duka di rumah Korban tertindih batu
Kota Bima, Bimakini.com.-
Naas dialami warga Rukun Tetangga 11 Rukun Warga 03 Lingkungan Sabali Kelurahan Kumbe Kecamatan Rasanae Barat, Jaharudin (42). Kamis (8/11) pagi, pemecah batu itu tewas tertindih batu berdiameter sekitar 1,5 meter di Teka Jati, wilayah perbatasan Kumbe dan Oi Mbo. Atau di pinggir jalan negara lintas Wawo.
Jaharudin terluka pada bagian punggung dan diperkirakannya patah. Korban meninggalkan istri dan enam anak.
Menurut keluarga korban, Efendi, korban sempat ditolong oleh warga sekitar dan masih sadarkan diri. Saat itu, korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Bima untuk mendapatkan pertolongan. Namun, nyawa korban tidak tertolong karena luka parah yang menimpanya.
“Sekitar 30 menit dibawa ke RSUD Bima korban menghembuskan nafas terakhir,” cerita Efendi, Kamis siang, di rumah duka.
“Setiap hari korban memang bekerja memecah batu untuk menghidupi keluarganya, pagi-pagi dia sudah berangkat ke lokasi kerjanya dan pulang pada sore hari,” kenangnya.
Lurah Kumbe, Hidayatullah, ditemui di rumah duka menuturkan bahwa korban diakui meninggal di RSUD Bima sekitar pukul 09.00 WITA setelah sempat ditolong oleh beberapa warga di lokasi. Dalam perjalanan ke RSUD, sempat berbicara dengan warga dan meminta bantuan agar memijat tubuhnya. Tetapi, takdir berkata lain. “Nyawa korban tidak tertolong setelah sesaat di rumah sakit,” ujarnya.
Keseharian korban, katanya, pekerjaannya tidak menentu. Selain pemecah batu, juga pengojek. Korban dikenal pekerja keras dan orang tua yang penuh tanggungjawab terhadap keluarganya. Dia berharap keluarga yang ditinggalkan tabah menerima musibah tersebut.
Informasi dari warga di lokasi, sebelumnya korban pernah diingatkan oleh pemerintah kelurahan dan warga lainnya agar tidak menggali terlalu dalam. Saran itu, rupanya diabaikan karena korban sebatas pindah lokasi saja setelah itu kembali menggali lagi.
Lokasi tempat korban tertindih batu terletak di pinggir jalan Negara, wilayah perbatasan Kumbe dan Oi Mbo itu sempat menjadi perhatian warga dan pengendara yang melintas. Di lokasi tersebut, terlihat lereng gunung yang sudah curam dengan bebatuan besar akibat galian.
Bahkan, akibat dalamnya galian akar pohon yang tinggi menjulang dipinggir jalan tersebut hanya sebagian yang menyatu dengan tanah. Kondisi itu dikuatirkan akan membahayakan bagi warga dan pengendara yang melintas apalagi sudah mulai memasuki musim penghujan potensi longsor bisa saja terjadi.
Belum ada garis polisi (police line) yang dipasang di sekitar areal itu. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
