Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Islam itu Damai, Shalat Membersihkan Sifat Keji dan Munkar

Tablik Akbar JMi di masjid Baitul Hamid

Kota Bima, Bimakini.com.- Islam itu mengajarkan kedamaian. Jangan memaksakan suatu kehendak pada orang lain.  Jalan kekerasan bukan zamannya lagi. Demikian disampaikan Prof Dr H Azhar Arsyad, MA, saat tablig Akbar Jamiyatul Islamiyah (JMi) di Masjid Baitul Hamid Penagara, Sabtu (15/12) malam.

Setiap orang, kata Azhar, harus berupaya agar kelak dapat menjadi buah bibir yang baik bagi generasi mendatang. Pengenalan akan diri sendiri dapat menuntun pada sang pencipta. “Kenali diri Anda, maka anda akan mengenali Tuhan. Kenali diri dan jangan mencari kesalahan orang lain,” ujar Dewan Pertimbangan DPP JMi  ini.

Mengenali diri lewat kajian hikmah, kata dia, salah satu yang menjadi fokus di JMi. Hal ini lah yang membuat mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar ini memfokuskan diri pada penggalian hikmah. Termasuk melepaskan diri dari ikatan materialisme yang kerap membuat manusia tersungkur.

“Manusia tidak akan pernah bisa puas dengan apa yang diraihnya. Ketika harta itu terkumpul, mereka tidak tahu mau diapakan hartanya. Mereka juga tidak tahu kepada siapa disalurkan dan dapat dipercaya,” ungkapnya.

Azhar juga menyinggung soal pendidikan karakter yang menjadi visi Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas). Namun kenyataan justru banyak problem pendidikan ditemukan, seperti perkelahian antar pelajar dan sederet masalah lainnya. “Ketika awal di lantik Menteri Pendidikan Nasional berpidato tentang pendidikan karakter, tapi berbeda dengan kenyataan di lapangan. Apa sesuangguhnya yang terjadi. Ini karena kita tidak mengenali diri sendiri,” ujarnya.

Pengenalan diri itu, kata dia, salah satunya melalui shalat. Memahami shalat akan menuntun pada pencerahan jiwa. Karena dengan shalat sesuangguhnyalah dapat mencegah perbuatan keji dan munkar yang ditimbulkan dari sifat manusia.

Dr H Yusuf Setimen, MA, guru besar Tafsir UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menguraikan tentang bagaimana shalat dapat mencegah perbuatan keci dan munkar. Manusia harus mengenal dalam dirinya terdapat sifat hawa, nafsu, dunia, dan syaitan. Keempat sifat itu sesuangguhnya musih nyata yang dimaksudkan dalam Islam.

“Allah berfirman, sesuangguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar. Lantas manakah shalat yang mencegah keji dan munkar itu dan manakah yang dimaksud dengan keji dan munkar itu yang dicegah dengan shalat,” ungkap Ketua Umum DPP JMi ini.

Shalat yang harus dipahami, kata dia, bukanlah gerakan yang diawali niat, takbir dan diakhiri salam, karena itu hanya rukun. Shalat adalah shilah atau hubungan, yakni bagaimana berhubungan dengan sang pencipta. “Di dalam shalat itu akan dicabut sifat buruk. Orang shalat akan diperbaiki hatinya,” ujarnya.

Sifat buruk yang ada dalam diri manusia itu seperti mudah marah, riyak, hasut, iri, dengki, sombong, tidak ingin direndahkan dan sifat lainnya. Inilah keji dan mungkar yang ada dalam diri menusia. Bukan hal yang diluar diri yang harus dicegah.

Syarif menguraikan panjang lebar dengan shalat dan pencegahan keji dan munkar. Ketika hal itu dipahami, maka sesungguhnya akan tercipta kedamaian di muka bumi. Karena musuh yang harus ditaklukkan umat Islam adalah hawa nafsu dalam dirinya dan itulah musuh yang nyata. Shalat adalah sarana untuk menaklukkan kekejian dan kemungkaran dari sifat hawa, nafsu, dunia dan syaitan.

Hadir dalam Tablik Akbar itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bima, Ir Muhammad Rum. Sekda mengapresiasai kegiatan tablik tersebut dan diharapkan apa yang disampaikan dua guru besar dapat diimplementasikan dalam kehidupan demi terciptanya kedamaian.

Sebelumnya, digelar silaturrahmi alumni UIN Alauddin Makassar bersama Prof Dr H Azhar Arsyad, MA  di rumah makan BBA. Azhar mengaku senang bisa berkunjung ke Bima dan bertemu dengan sejumlah alumni. (BE.16)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.com.- Maraknya penjual petasan saat  bulan Ramadan   menjadi atensi aparat Kepolisian. Selain meresahkan masyarakat yang sedang beribadah, juga membahayakan.

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.com.-  Kontroversi pembagian los pasar Tente semakin meruncing saja. Pembahasan yang berkali-kali dilakukan, belum menemukan titik temu penyelesaian. Aksi demo saling menyuarakan aspirasi...

Peristiwa

Perairan laut selatan, khususnya di Kecamatan Langudu menyimpan daya tarik luar biasa.  Pantai Pusu Desa Pusu, memang sebelumnya cukup terisolir. Menjamah tempat ini, jalurnya...

Opini

 Oleh: Musthofa Umar, S. Ag, M.Pd.I (Tulisan ini disampaikan pada Tausiyah PC PMII Bima di Masjid Al Anshor Penatoi – Kota Bima)  Berdasarkan tinjauan...

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.com.- Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesua (PMII) Cabang Bima, Senin (28/3/2016) menggelar zikir dan tausiyah di masjid Al Anshor Penatoi. Tausiyah dengan tema...