Kota Bima, Bimakini.com.-Munculnya kasus aborsi dan temuan janin bayi yang diduga hasil hubungan tidak sah, disayangkan berbagai pihak. Akademisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram, Abdul Wahid, M.Ag, menilai mencuatnya kasus aborsi menunjukkan tidak berimbangnya pembangunan fisik dan moral generasi di Bima.
Katanya, banyak program yang dikerjakan pemerintah hanya memrioritaskan pembangunan infrastruktur saja, sedangkan aspek moral yang lebih penting terkesan diabaikan. Semestinya, kemajuan daerah pada segala bidang harus diselaraskan dengan aspek moral manusianya agar tidak pincang.
Apabila yang diprioritaskan hanya pembangunan fisik, maka yang terjadi adalah kemerosotan moral dan akhlak.
Meski demikian, menurutnya, masalah yang terjadi sepekan terakhir menjadi catatan semua pihak, karena merupakan tanggungjawab bersama. Sebab, kurangnya kontrol sosial menjadi faktor peluang terjadinya kemaksiatan.
Selain itu, dinilainya, pranata sosial Dou Mbojo yang dulunya dikenal religius dan cerdas dalam menyaring arus budaya luar, kini mulai terkikis dan perlahan hilang. Kondisi itu menciptakan peluang munculnya berbagai perilaku penyimpangan yang sebelumnya tidak pernah terjadi kini mulai terjadi seperti aborsi.
“Kondisi generasi kita saat ini, ibarat kereta api yang membawa gerbong sudah tidak tentu lagi arahnya bahkan pengemudinya tidak ada lagi,” terangnya melalui telepon seluler, Jumat.
Pengibaratan itu, jelasnya, memberikan makna bahwa para generasi muda sudah kehilangan nilai entitas diri sebagai Dou Mbojo dan parahnya lagi tidak ada figur yang bisa diteladani dan dicontohi oleh mereka. Orangtua hanya menitipkan anak mereka pada lembaga pendidikan, setelah itu merasa tidak punya tanggungjawab lagi.
Dikatakanna, ketika anak memasuki usia remaja seharusnya peran pengawasan, sekaligus pembinaan semakin diintensifkan di lingkungan keluarga. Namun, yang terjadi justru sebaliknya, orangtua tidak peduli lagi meski anak gadis mereka pulang larut malam. Padahal, peran pembinaan orangtua sangat penting terutama pada aspek ahklak dan moral anak.
“Semoga kasus seperti itu tidak terulang kembali dan pihak penegak hukum bisa memproses para pelakunya sehingga bisa memberikan efek jera,” harap Wahid. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.