Kemampuan Hafalan Berpengaruh pada Kecerdasan
Delapan siswa kelas Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insan Kamil Kota Bima mengikuti uji publik hafalan (tahfiz) Al-Quran juz ke-30. Mereka adalah siswa berprestasi di sekolahnya. Bagaimana kiat mereka dan dukungan orangtua sehingga mereka bisa menghafal Quran saat usia muda? Berikut catatan Deddy Rosyadi
Suasana berbeda terlihat di Mushala TK/SDIT Insan Kamil, Ahad (2/12). Delapan siswa tampak berpakaian busana Muslim rapi warna putih. Mereka pagi itu akan diuji (tes) publik kemampuan menghafal Quran. Tampak juga orangtua siswa turut menyimak bacaan anak-anak mereka. Turut hadir dalam kegiatan uji publik tersebut Kepala Dinas Dikpora Kota Bima, Drs. Suriadi, M.Pd. Ketua Yayasan Ta'awun drg. H. Iksan.
Ternyata bagi sebagian anak tidak terlalu sulit untuk menghafal Quran, asalkan ada kemauan dan semangat. Hal yang tidak kalah penting adalah ketekunan terus mengulang bacaan agar tidak lupa. “Lebih sulit mengingat kembali hafalan daripada menghafal. Apalagi, jika ada ayat yang mirip pada surah yang berbeda,” ujar Khaulah, seorang peserta.
Maka cara yang biasa dilakukan adalah dengan terus mengulang hafalan agar lancar. Nabila, juga punya cara yang unik untuk memudahkan menghafal. “Saya kadang memanfaatkan handphone. Dengan terus memutar surat yang sedang dihafal. Kadang saat mau tidur,” ujarnya.
Peran orangtua ternyata cukup besar dalam memotivasi siswa menghafal dan kecepatan. Seperti yang dilakukan bunda dari Akmal Maulana Arrijal. Cara memotivasi Rijal dalam hafalan Al-Quran adalah dengan membuat waktu khusus di rumah. “Kami juga memberikan reward (hadiah) setiap surat yang sudah dihafal,” ujarnya.
Cara lain agar hafalan tetap mantap adalah setiap surat yang sudah dihafal harus dibaca pada saat shalat. “Kami juga menjelaskan pada Rijal bahwa posisi orang yang hafal Quran lebih tinggi kedudukanya di surga. Dan orangtuanya dihadiahi mahkota dari emas oleh Allah,” ungkapnya.
Bagi sekolah, program hafalan merupakan satu di antara syarat agar bisa tamat dari sekolah dan merupakan program spesial sekolah Islam Terpadu.
Kepala SDIT Insan Kamil Kota Bima, Erni Juhaenah, SP, mengakui tahfiz merupakan program khusus dari Sekolah Islam Terpadu pada daerah seluruh Indonesia yang tergabung dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT). “Tahfiz adalah program spesial kami yang ditambahkan setiap hari pada kegiatan belajar,” ujarnya.
Untuk memudahkan siswa menghafal, sekolah menyiapkan waktu-waktu khusus. Di antaranya sebelum jam pelajaran dimulai maka siswa diwajibkan mengulang hafalan ayatnya. Begitu juga usai shalat dan sebelum pulang anak diberikan waktu khusus untuk mengulang hafalan.
“Tiap minggu ada jam khusus menghafal yang dibimbing guru yang hafal Quran,” ujarnya.
Untuk memudahkan siswa menghafal, maka sekolah harus memiliki tenaga pengajar andal yang menguasai Al-Quran. “Alhamdulillah, kami memiliki tenaga pengajar yang faham Quran, bahkan ada guru yang hafal 30 juz,” ujarnya.
Delapan dari 19 anak kelas 6 yang mengikuti uji publik gelombang pertama ternyata merupakan siswa berprestasi bidang akademik. Mereka adalah rangking kelas dan langganan juara berbagai lomba di sekolah maupun antarsekolah. Ternyata, kemampuan mereka menghafal Quran berpengaruh pada kecerdasan.
“Ada penelitian yang membuktikan bahwa jika seseorang menghafal Quran maka dipastikan mudah memahami pelajaran lain,” ujar Kibitiyah, guru pembimbing Quran. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
