Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Korupsi, Musuh Bersama

Minggu 9 Desember diperingati sebagai Hari Anti-Korupsi. Gaung pembasmian perilaku korup disuarakan di mana-mana pada berbagai belahan dunia. Kondisi Indonesia memang sudah karut-marut dengan persoalan korupsi. Saat ini saja, kita berada pada urutan 118 dalam hal transparansi dan Negara bebas korup. Momentum peringatan kali ini, seperti sikap sebelumnya, harus dijadikan lecutan lain  sebagai titik tolak untuk menggelorakan bara semangat baru.

Pada tahun 2012, Indonesia mendapat skor yang sama dengan negara Madagaskar, Mesir, Ekuador, dan Republik Dominika. Tahun 2011, posisi Indonesia berada di peringkat 100 bersama dengan Tanzania, Suriname, Sao Tome & Principe, Mexico, Malawi, Madagascar, Gabon, Djibouti, Burkina Faso, Benin, dan Argentina. Kapan level itu menciut hingga titik nadir? Tentu saja akan ditentukan oleh komitmen kolektif. 
Korupsi merupakan musuh bersama, common enemy, masyarakat dunia dan semangat pemberantasannya harus terus digelorakan. Membiarkannya menggurita tanpa ketegasan sikap membasminya, sama saja membiarkan penyakit kronis menggerogoti tubuh bangsa. Indonesia bisa lunglai dan tenggelam karena perilaku korup warganya. 
    Fakta terus mengintip. Hingga kini, Transparancy International secara konsisten masih menempatkan Indonesia sebagai salahsatu negara peringkat rendah melalui penerbitan indeks tahunan Corruption Perception Index (CPI). Tahun lalu, Indonesia menempati skor CPI sebesar 3,0 atau naik 0,2 dibanding tahun selamanya sebesar 2,8.
      Ada sisi lain dari peringatan tema anti-korupsi kali ini. Pemilihan tema ‘Berani Jujur Hebat, Kita Berantas Korupsi secara Profesional, Proporsional, dan Berhati Nurani’ sangatlah tepat dan relevan. Mengapa? Saat ini, kita sedang dalam dinamika  kehidupan  peradaban yang serba material. Serbuan teknologi dan informasi telah menggiring sikap pragmatisme masyarakat. Ditambah lagi keberanian untuk mengungkap kebenaran merupakan barang langka. Faktanya pula, korupsi kian masif disebabkan karena masih sedikit yang berani melawannya. Oleh karena itu, diperlukan tekad keberanian kolektif untuk memberantasnya.
    Nah, momentum peringatan kali ini mesti dijadikan agenda bersama dan menjadikan perilaku korup sebagai musuh bersama. Setiap saat diperangi dan dilakukan oleh siapapun. Korupsi adalah kejahatan yang mengangkangi dan menelanjangi hak rakyat. Selayaknya mereka yang terlibat diganjar hukuman berat karena sebagai terapi kejut  agar berejek jera dan berefek malu. (*)   
 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Hukum & Kriminal

Kota Bima, Bimakini.- Polres Bima Kota, Selasa (2/3), menggelar acara pencanangan pembangunan zona Integritas, Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani, di...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Kejaksaan Negeri (Kejari) Raba Bima memastikan tetap akan memberikan perlakuan hukum yang sama terhadap semua tersangka. Termasuk tersangka kasus korupsi. Hal itu...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Hingga saat ini Kejaksaan Negeri (Kejari) Raba Bima masih fokus menyelesaikan lima perkara dugaan korupsi. Semua kasus itu dalam tahap penyidikan. Kasi...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.– Bupati Bima, Hj  Indah Dhamayanti Putri, mengisyaratkan  sanksi bagi empat  anggota Satuan Polisi Pamong Praja yang ditetapkan sebagai tersangka kasus dana seragam...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Kejaksaan Negeri (Kejari) Bima terus mendalami kasus dugaan korupsi di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 05 Kota Bima senilai sekitar Rp500 juta....