Pengurus Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bima meradang. Alokasi dana senilai Rp150 juta yang dijanjikan untuk mendukung kegiatan operasional organisasi itu belum direalisasikan. Lika-liku keuangan menyebabkan pengurus seakan ‘patah arang’. Bagi organisasi, dana adalah ‘ruh yang meniup nafas kehidupan agar bergeliat lincah’.
Protes kaum muda itu menarik dibedah, karena menimbulkan kesan antara kaum muda dengan pemerintah saling berhadapan. Kesan seperti itu tidak produktif bagi aspek apapun, karena mengirim pesan buruk ke ranah publik.
Idealnya, kaum muda dan pemerintah dalam satu tekad untuk membidik sasaran pembangunan. Sinergi dua unsur ini akan menjadi kekuatan dahsyat bagi perubahan. Kaum muda memerlukan motivasi dan injeksi untuk mematangkan pergerakannya di arena sosial-kemasyarakatan. Alokasi dana adalah satu di antara ‘nutrisi’ yang dibutuhkan.
Jika dicermati, tampaknya ada hambatan komunikasi antara pengurus dengan pejabat Setda sehingga menyebabkan kebuntuan suasana. Sekali lagi, handicap yang membentangi jarak kaum muda dengan para pemimpin mesti dikikis karena mengisyaratkan ketidakharmonisan. Kita berharap segera ada penyelesaian administratif sebelum tenggat waktu pencairan dana itu terlewati.
Jika mengacu pada penjelasan Sekretaris Daerah, titik persoalan hanya pada ketidaksabaran melewati ritme administrasi yang memang berliku. Dari sisi pemerintah, dana apapun yang dikeluarkan harus dipertanggungjawabkan secara administratif agar tidak menjadi bumerang. Kontruksi laporan keuangan yang asal-asalan akan membangun status buruk bagi penilaian kinerja, yang berbuntut pada status disclaimer.
Semoga saja, apa yang disampaikan Sekda hanya sebatas persoalan administrasi. Masalahnya, membatasi pergerakan kaum muda dalam organisasi selevel KNPI dengan cara mengekang laju alokasi dana, adalah pilihan tidak populer. Kemarahan (kaum) intelektual jauh lebih berbahaya ketimbang ancaman preman jalanan.
Isyaratkan menyoalnya ranah hukum adalah satu di antara sumber ketidakharmonisan yang membelenggu langkah ke depan. Jadi, nada sumbang yang dilantumkan KNPI selayaknya diberi porsi perhatian lebih. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.