Dompu, Bimeks.-Sejumlah orangtua murid anggota drum band Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Dompu mengeluhkan tingginya biaya menuju Mataram. Pihak SDN 1 membebankan biaya kepada masing-masing murid sekolah setempat senilai senilai Rp600 ribu.
Menurut mereka, mestinya biaya anak-anak mereka yang harus diberangkatkan untuk mengikuti lomba festival drum band dalam rangka memeringati Hari Jadi NTB itu, tidak dibebankan kepada orangtua. “Mestinya biaya itu tidak dibebankan kepada kami,” ujar seorang orangtua murid di Dompu, kemarin.
Menanggapi keluhan itu, Kepala SDN 1 Dompu, Jaharudin, S.Pd, menjelaskan, pihak sekolah sebelumnya telah mengajukan anggaran senilai Rp45 juta ke Pemkab Dompu. Namun, hanya direalisasikan senilai Rp7,5 juta.
Jumlah dana yang direaisiasikan Pemkab Dompu tersebut, diakui tidak sebanding dengan kebutuhan anggaran yang diperlukan. “Kita memang pernah mengajukan proposal pada Pemkab,” ujarnya, Selasa (4/12), di Dompu.
Untuk mengatasi kekurangan itu, terang Jaharudin, memusyawarahkan bersama guru SDN setempat, untuk mencari solusi agar anggaran Rp45 juta yang dibutuhkan bisa diperoleh. Akhirnya, melalui musyawarah disepekati pertemuan guru dan orangtua murid anggota grup drum band SDN 1 Dompu.
Dari pertemuan itu, lanjutnya, disepekati kekurangan anggaran ditanggung oleh masing-masing orangtua murid. “Itu adalah hasil kesepakatan orangtua murid, bukan berdasarkan pemaksaan dari sekolah,” terang Jaharudin.
Estimasi kekurangan anggaran tersebut, katanya, dapat tertanggulangi dari kesepakatan para guru dan orangtua siswa. Selain itu, tambahan dana yang bersumber dari sekolah sendiri senilai Rp5 juta.
Uang itu, katanya, untuk biaya transportasi, akomodasi, makan, dan seragam drumb band sebanyak 60 siswa. “Uang itu bukan untuk saya, tapi untuk keperluan siswa berdasarkan kesepakatan dengan orangtua murid,” ujarnya.
Jaharudin menyesalkan munculnya orangtua murid yang menyoal kembali dana itu. Padahal, sebelumnya sudah ada kesepakatan. (BE.15)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
