Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Rintihan-PGRI

    Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Bima kembali mendesak pemerintah segera menuntaskan tunjangan sertifikasi selama tahun 2012. Tunggakan yang sejak dulu dikeluhkan oleh para pendidik.

Suasana batin para guru itu diekspresikan oleh Ketua PGRI, H. Sudirman. Semacam ‘lemparan bom’ ketika penghujung tahun menjelang.  Sepanjang tahun ini, sejumlah persoalan dibahasakan para guru melalui berbagai cara. Sejumlah dinamika di lingkungan sekolah juga mencuat. 
    Kasus dana sertifikasi di lingkungan Kantor Kementerian Agama  Kabupaten Bima adalah contoh distribusi yang diduga salah sasaran. Ada “penumpang gelap yang diidentifikasi mengikuti laju aliran dana itu” dan kini sedang dalam proses hukum di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Mataram. Meski kasus di lingkungan Pemerintah Kota Bima berbeda, namun tetap bermuara pada satu dampak: keresahan mereka yang berhak mendapatkannya.
    Ketika ketidaknyamanan menyeruak pada komunitas guru, maka kekuatiran publik adalah pengaruhnya terhadap proses pengajaran dan pendidikan siswa. Guru itu juga manusia. Mereka memiliki sensivitas tertentu ketika berhadapan dengan sesuatu yang tidak sesuai kondisi idealnya. Namun, di sinilah letak tantangan dan ujian bagi profesionalitas mereka. Bagaimana membangun semangat pengabdian penuh ketulusan tanpa terlalu terpengaruh kondisi sekitar. Panggilan jiwa untuk mengabdi, pada sebagian orang, bisa mengalahkan godaan materi. Semoga guru berada pada alur ini.           
    Di luar sorotan itu, jajaran guru mesti membangun kesadaran internal. Ketika berapi-api menuntut hak, ada  keharusan kolektif mengimbanginya dengan semangat melaksanakan tugas dan tanggungjawab. Berkoar-koar soal hak, tetapi mengabaikan kewajiban adalah pilihan tidak strategis. Jangan sampai guru terjebak suasana. Guru mesti menjadi contoh dalam segala segi perilaku karena peran pentingnya dalam pembangunan peradaban.
Sekali lagi, suara hati PGRI itu hendaknya diletakkan dalam konteks yang proporsional. Guru lebih bijak mengekspresikannya dan pemerintah memahami suasana kebatinan mereka.  (*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Pendidikan

Bima, Bimakini.- Kepala UPT Dinas Dikpora Kecamatan Wawo, Ismail, SPd, terpilih sebagai Ketua PGRI Kecamatan Wawo Periode 2021-2025. Ismail terpilih  secara aklamasi dalam Konfercab...

Pendidikan

Bima, Bimakini.- Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) sekaligus dirangkaikan dengan pemilihan pengurus baru untuk masa bhakti...

Pendidikan

Bima, Bimakini.- Persatuan Guru Republik Indoneisa (PGRI) Kota Bima, menggelar Konferensi Kerja III Periode Tahun 2017-2018, di Aula STKIP Taman Siswa Bima, Sabtu (18/2/2017)....

Pendidikan

Kota Bima, Bimakini.- Dulu profesi guru sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dipandang sebelah mata. Kenapa? Kata Ketua PGRI Provinsi Sulawesi Selatan, Prof Dr HM...

Pendidikan

Kota Bima, Bimakini.com.-Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Bima mengeritisi mutasi yang dilakukan Wali Kota Bima, HM. Qurais, beberapa hari lalu terhadap sejumlah guru...