Kota Bima, Bimakini.com.-Setelah menjalani program hafalan Al-Quran (tahfizd) juz 30 selama tiga bulan, sebanyak 10 santriwan dan santriwati Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kota Bima angkatan pertama diwisuda, , Minggu (30/12) pagi. Para santri yang diwisuda tersebut merupakan peserta tahfizd terbaik yang berhasil menuntaskan hafalan juz 30 dari 29 peserta yang mengikuti.
Peserta tahfizd tersebut merupakan santri yang tergabung dalam Pondok Pesantren (Ponpes) Syabilur Rasyad yang didirikan oleh MTsN 1 Kota Bima, tiga bulan lalu. Ponpes itu didirikan khusus untuk membina para siswa dalam menghafal Al-Quran dan memelajari berbagai pendidikan Islam.
“Untuk tahap awal program tahfizd ini kami prioritaskan hafalan juz 30 baru berlanjut pada juz lainnya,” jelas pimpinan Ponpes Syabilur Rasyad, Drs. HM Saleh, di madrasah setempat.
Katanya, agar menunjang program tahfizd, Ponpes juga mengajarkan ilmu qira’at, pemahaman tajwid, dan ilmu tambahan seperti Bahasa Arab, Bahasa Inggeris, pembinaan ibadah dan akhlak. Layaknya Ponpes pada umumnya, para santri diharuskan menginap (mondok) demi memaksimalkan program.
“Pada umumnya semua santri hampir menghafal semua juz 30, tetapi hanya 10 orang yang dianggap sudah lancar dan yang lainnya masih perlu perbaikan. Satu diantara 10 yang diwisuda adalah santriwati terbaik,” terangnya.
Kepala MTsN 1 Kota Bima, Mansyur, S.Ag, mengaku bahagia dan terharu melihat siswa didikannya berhasil menyelesaikan program tahfizd juz 30, meski tidak semua diwisuda pada bulan Desember. Apalagi, program itu dinilainya baru berjalan tiga bulan, tetapi hasilnya sangat membanggakan.
“Saya tidak bisa membayangkan kalau programnya sudah berjalan setahun atau lebih, baru tiga bulan saja mereka telah melantunkan hafalan ayat Al-Quran dengan bagus,” ujarnya.
Diakuinya, selama enam tahun menjabat sebagai Kepala MTs, sudah banyak inovasi program yang diterapkan untuk membina kemampuan siswa dan telah berhasil mengharumkan nama sekolah serta daerah. Namun, dari semua program itu hanya program Tahfizd yang membuatnya begitu bangga dan terharu.
“Bagaimana saya tidak bangga, kalau program lain hanya mengangkat kita harum didunia saja tetapi melalui program tahfizd akan membawa ladang pahala, bahkan menjadi jaminan para orangtua untuk masuk surga,” terangnya.
Ditegaskannya program itu bukan diarahkan untuk menyiapkan para qari dan qariah, melainkan para penghafal Al-Quran yang tidak diorientasikan untuk mencari prestasi dunia. Untuk itu, kepada para orangtua siswa diharapkannya memberikan dukungan moral terhadap anaknya.
“Rencananya kami akan mewisuda lagi semua santri secara serentak pada akhir januari mendatang mudah-mudahan semua program hafalan mereka selesai,” harapnya. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
