Connect with us

Ketik yang Anda cari

Ekonomi

Uang Kiriman Nasabah BNI Bima Raib Sebagian!

Kota Bima, Bimakini.com.-Nasabah BNI 46 Cabang Bima, Andri (14), asal Desa Sampungu Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima menyorot ketidakcermatan pegawai pada lembaga keuangan itu. Sebagian uang yang dikirim tidak utuh alias raib. Dari nominal Rp500 ribu, yang diterima atau terkirim hanya Rp200 ribu.

Kepada wartawan, Andri mengaku pada Jumat (22/12) lalu hendak mengirimkan uang senilai Rp500 ribu untuk kakaknya di Mataram atas perintah orangtuanya. Saat itu, mengirimkannya ke BNI Unit Raba sendirian, karena tidak ada nasabah lain yang mengantre langsung dipanggil oleh petugas Teller 2.
Kemudian, ceritanya, menyodorkan uang Rp500 ribu kepada petugas teller dan sempat dihitung di depannya. Seperti prosedur pada umumnya, untuk mengirim uang petugas menyertakan kuitansi bukti pengiriman kepada nasabah sebagai bukti. Pada kuitansi itu terdapat kolom untuk tandatangan pengirim.
Namun, akuinya, petugas tidak memintanya menandatangani kuitansi pengiriman tersebut. Padahal, selama tiga kali mengirim petugas teller lain tetap meminta tandatangan. Anehnya, tandatangan atas namanya justru dibubuhi oleh petugas teller.
Karena terburu-buru, Andri tidak menyoalnya dan langsung mengambil kuitansi bukti setoran kemudian pulang ke rumah keluarganya di Kelurahan Santi. Sesampai di rumah, ketika mengecek kembali kuitansi, Andri terkejut melihat uang yang dikirim Rp500 ribu, tetapi hanya tertulis Rp200 ribu saja.
Dia mengaku berniat kembali ke Bank untuk melapor, tetapi karena hari sudah sore dan hujan akhirnya urung dilakukan. Sejak Sabtu hingga Selasa Andri tidak kembali ke Bank lantaran hari libur. “Kakak saya di Mataram juga menelepon kasitaunya uang yang dikirim hanya 200 ribu yang sampai, kita juga bingung kemana sisanya,” kata Andri, Rabu (26/12).
Pihak Bank BNI melalui kepala BNI Unit Raba, Damanhuri, yang dikonfirmasi mengakui kesalahan itu. Lembaran bukti setoran menurut prosedur memang harus ditandatangani oleh pengirim. Namun, kemungkinan karena teller menganggap pengirim masih dibawah umur sehingga langsung dibubuhi sendiri.
Meski demikian, katanya, inisiatif teller tetap tidak dibenarkan dan menyalahi aturan. Begitu pun, mengenai sebagian uang yang raib dan tidak dikirim sesuai jumlah yang disetorkan, murni kesalahan karyawan yang bertugas. Dia membenarkan, uang saat itu memang hanya dikirim Rp200 ribu.
Katanya, kesalahan itu kemungkinan tidak disengaja, karena sedang dalam keadaan sibuk. Tetapi, pada saat hendak pulang teller 2 bernama Busniar melaporkan bahwa terdapat sisa uang Rp300 ribu yang tercecer di sekitar tempat duduknya dan tidak diketahui milik siapa.
Beberapa hari ditunggu pemiliknya yang datang melapor, tetapi tidak ada.
“Itu murni kesalahan karyawan kami dan kami meminta maaf kepada nasabah,” ujarnya di kantor BNI Unit Raba, Rabu.
Menyikapi kesalahan karyawannya itu,  pihaknya menegaskan apabila ada karyawan terbukti mengambil secara  sengaja uang nasabah, meski sekecil apapun, maka akan ditindak tegas. Bahkan, bisa berujung pemecatan. (BE.20)

 

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

CATATAN KHAS KMA

  ‘’SAYA mau tes daya ingat pak KMA,’’ katanya kepada saya suatu waktu. KMA itu, singkatan nama saya. Belakangan, semakin banyak kawan yang memanggil...

CATATAN KHAS KMA

SAYA belum pernah alami ini: handphone tidak bisa dipakai karena panas. Bukan hanya sekali, Tetapi berkali-kali. Juga, bukan hanya saya, tetapi juga dua kawan...

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Pihak Bank NTB Cabang Bolo didesak oleh Hj Hadijah untuk mengembalikan agunan berupa sertifikat lahan seluas 1 hektar lebih.  Pihak Bank NTB...

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Sekelompok masyarakat mengatasnamakan Ikatan Mahasiswa Ambalawi (Imawi) aksi unjukrasa di depan BRI Unit Wera Kecamatan Ambalawi, Senin (1/3), sekitar pukul 10.50 Wita....

CATATAN KHAS KMA

CATATAN Khas saya, Khairudin M. Ali ingin menyoroti beberapa video viral yang beredar di media sosial, terkait dengan protokol penanganan Covid-19. Saya agak terusik...