Dompu, Bimakini.com.-Ini pengakuan pemilik pondok, Abdulah Seno, tempat para terduga teroris itu bersembunyi. Abdullah adalah orangtua dari ustad Firdaus yang meninggal di Ponpes Umar bin Khattab Sanolo, beberapa waktu lalu.
Saat ditemui di rumahnya, Sabtu (5/1) lalu, di Desa O’o Kecamatan Dompu, Abdullah mengaku pondok itu telah ditinggalkannya sejak sepuluh hari lalu, sehingga tidak mengetahui persis ada orang yang menginap atau tidak. “Saya tidak tahu ada orang yang tinggal di pondok karena sudah ditinggalkan 10 hari lalu,” ujarnya.
Diakuinya, memang jarang lagi tidur di pondok itu karena keadaan tidak aman, karena itu lebih banyak tidur pada salahsatu pondok di lokasi yang sama yang jaraknya sekitar 2 Km dari areal penggerebekan itu.
Katanya, barang-barang yang ditinggalkannya di pondok itu hanya karpet, jerigen, dan tarpal. Namun, justru usai penggerebekan di lokasi itu, ada beberapa barang yang yang lain bukan milik Abdullah Seno seperti beras, kompor, air mineral dan setumpuk korek api yang disimpan rapi yang telah diambil racunnya. “Saya heran dari mana barang-barang itu,” ujarnya diiyakan menantu dan istrinya.
Hal senada juga diakui seorang tetangganya yang juga memiliki pondok di sekitar lokasi penggerebekan itu. Diakuinya, selama ini tidak melihat ada orang-orang yang mencurigakan yang datang di pondok tersebut.
Namun, pernyataan Abdullah yang mengakui sepuluh hari meninggalkan pondoknya itu agak berbeda dengan pengakuan beberapa orang di sekitar lokasi itu. Sejumlah orang yang dihubungi mengatakan Abdullah tidak pernah kemana-mana dan tetap berada di sekitar itu. Memang dalam beberapa hari terjadi intesitas kedatangan orang-orang yang mereka tidak kenal di sekitar lokasi itu.
Pantauan Bimakini.com, lokasi pondok tempat terduga teroris itu bersembunyi memang tidak jauh dari pemukiman warga. Bahkan, dari jauh pondok itu langsung bisa terlihat dengan mata, karena tanaman kedelai milik Abdullah Seno baru tumbuh. Lokasi itu kalau dilihat tidak strategis untuk persembunyian, karena tidak ada yang menghalangi jarak pandang dari berbagai sudut.
Kepala Desa O’o Kecamatan Dompu, Mustamin, yang ditemui mengakui belum tahu persis kalau warganya terlibat dalam kasus itu, apalagi tiga orang ditembak itu milik Abdullah Seno, warganya. “Terus- terang saya belum tahu,” ujarnya Sabtu (5/1) di kantor desa setempat.
Namun, Kades mengakui kalau memang Abdullah Seno menanam kedelai di sekitar lokasi yang disebutkan itu.
Julkifli, menantu Abdullah Seno, mengakui beberapa waktu lalu didatangi Intel Polda NTB yang ingin menangkapnya, namun setelah dilihat fotonya dan masuk daftar orang yang dicari itu agak berbeda. “Dalam foto itu orangnya tegak tinggi, sementara saya kecil,” ujarnya.
Dia menambahkan nama yang dicari sama dengan nama dirinya, Julkifli.
Pascapenggerebekan itu, kasus itu menjadi bahan pembicaraan hangat di tengah masyarakat Dompu. Apalagi, kasus tewasnya terduga teroris itu menjadi topik yang dibicarakan.
Namun, mereka belum mengetahui secara pasti informasi yang sebenarnya siapa saja yang tewas dan orang mana saja. (BE.15)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.