Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Bersikap Keras-lah terhadap Orang Kafir…

Bima, Bimakini.com.-Ada beberapa tanda yang digariskan Al-Quran kepada umat  Muhammad SAW, yakni bersikap keras terhadap orang kafir. Namun, saat ini sebaliknya umat Islam justru bersikap keras terhadap sesama Islam. Bahkan, saling bermusuhan dan membunuh. Padahal, perintah ayat juga kepada umat Islam agar berlemah lembut pada sesama Muslim.

    Demikian  disampaikan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lambitu, Drs. Syarifudin, dalam uraian hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW, Rabu (23/1) malam. Acara itu rangkaian dari pembukaan Mushabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke- VII Kecamatan Lambitu.
     Katanya, tanggal  12 Rabiul Awal Maulid dimulai sejak zaman kekhalifahan Fatimiyah di bawah pimpinan keturunan dari Fatimah az-Zahrah, putri Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini dilaksanakan atas usulan panglima perang, Shalahuddin al-Ayyubi (1137M-1193 M), kepada khalifah. Secara subtansial, perayaan Maulid Nabi adalah upaya mengenal keteladanan Nabi sebagai pembawa ajaran agama Islam. Tercatat dalam sepanjang sejarah kehidupan, Nabi adalah pemimipn besar yang luarbiasa dalam memberikan teladan agung bagi umatnya.
    Dalam konteks ini, katanya, Maulid harus diartikulasikan sebagai salahsatu upaya transformasi diri atas kesalehan umat. Yakni, sebagai semangat baru untuk membangun nilai-nilai profetik agar tercipta masyarakat madani, yang merupakan bagian dari demokrasi seperti toleransi, transparansi, anti kekerasan, kesetaraan gender, cinta lingkungan, pluralisme, keadilan sosial, ruang bebas partisipasi, dan humanisme. Nabi Muhammad SAW dapat dilihat dan dipahami dalam dua dimensi sosial yang berbeda dan saling melengkapi.
    Dijelaskannya, dalam perspektif teologis-religius, Nabi Muhammad SAW dilihat dan dipahami sebagai sosok nabi, sekaligus Rasul terakhir dalam tatanan konsep ke-Islam-an. Hal ini memosisikan Nabi Muhammad SAW sebagai sosok manusia sakral yang merupakan wakil Tuhan yang bertugas membawa, menyampaikan, serta mengaplikasikan segala bentuk pesan “suci” Tuhan kepada umat manusia secara universal.
    Kedua, dalam perspektif sosial-politik, dilihat dan dipahami sebagai sosok politikus andal. Sosok individu Nabi Muhammad SAW yang identik dengan sosok pemimpin adil, egaliter, toleran, humanis, serta  tidak diskriminatif dan hegemonic. Nabi mampu membawa tatanan masyarakat sosial Arab kala itu menuju suatu tatanan masyarakat sosial yang sejahtera dan tentram.
    Oleh karena itu, katanya, Maulid Nabi tidak hanya memahami dan memeringatinya sebatas sebagai hari kelahiran sosok Nabi dan Rasul terakhir yang sarat dengan serangkaian ritual-ritual sakralistik-simbolik ke-Islam-an semata, namun menjadikannya sebagai kelahiran sosok pemimpin. (BE.13)
 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Hukum & Kriminal

Kota Bima, Bimakini.com.- Anggota Kompi Sub-Den 1 Detasemen A Brimob Bima, Brigadir E, kembali diduga ditembak orang tidak dikenal. Sebelumnya kasus yang sama terjadi...

Hukum & Kriminal

Kota Bima, Bimakini.com.-Sekelompok orang yang diduga dari  Kabupaten Bima, menyerang dan merusak kantor PO Bima Permai di lingkungan Karara, jalan Gajah Mada. Diduga penyerangan...

Pemerintahan

Bupati Bima, H Ferry Zulkarnain, ST, menyampaikan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) 2013, Senin (26/8) lalu. Namun, ada sejumlah cacatan yang dianalisis oleh Jejaring...

Hukum & Kriminal

Kota Bima, Bimakini.com.- Korban kasus Narkoba di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah menjadi mencapai 59.550 jiwa atau 1,2 persen dari jumlah penduduk. Jumlah...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.com.- Warga dua kampung, Dusun Beringin Desa Nisa Kecamatan Woha dan Desa Cenggu Kecamatan Belo, Minggu (11/8) terlibat bentrok. Mereka saling menyerang di...