Kota Bima, Bimakini.com.- Proses persiapan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kota Bima sedang dilakukan. Sejumlah warga sudah mengungkapkan harapan terhadap seluruh calon Wali dan Wakil Wali Kota Bima. Pemimpin yang dihasilkan dari pesta demokrasi nanti diharapkan memerhatikan pengangguran dan menambah luas jaringan lapangan kerja.
Warga Kecamatan Asakota Kota Bima, Alwi, mendesak seluruh figur yang maju sebagai calon Wali Kota nanti mengutamakan upaya menambah luas lapangan pekerjaan dalam program atau visi misi mereka. Sebab, setiap tahun jumlah pengangguran di Bima makin bertambah, ouput Perguruan Tinggi lokal maupun luar daerah, sedangkan kesempatan kerja tidak sepadan jumlah sumberdaya manusia (SDM).
“Program yang riil untuk masyarakat ke depan, calon Wali Kota dan Wakilnya harus punya target menjalin kerjasama atau menyiapkan lapangan kerja, misalnya untuk menyerap 500-1.000 per tahun, karena dari tahun ke tahun pengangguran semakin banyak, makanya tidak heran kejahatan juga meningkat,” katanya di Asakota, kemarin.
Dikatakannya, selama ini konsentrasi masyarakat Bima selama ini terutama output dari Perguruan Tinggi memang menunggu peluang menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal itu bukan lantaran cara pandang sempit dari masyarakat. Namun, karena belum banyak sektor swasta yang dikembangkan di daerah ini. Iklim investasi juga masih buruk, ditambah jaminan kerja dan kesejahteraan dalam sektor swasta masih rendah.
“Oke-lah kalau pemerintah bilang sebaiknya masyarakat jangan hanya nunggu lowongan PNS, tapi kreatif menciptakan lapangan kerja. Tapi, mestinya pemerintah juga buka mata, apa 50 persen penduduk yang notabene kalangan ke bawah bisa buka lapangan kerja tanpa disertai suntikan modal?” katanya.
Harapannya sama diungkapkan warga lainnya, Mustamin. Kepala Daerah mendatang diharapkan menciptakan peluang kerja yang lebih banyak bagi masyarakat, terutama bagi lulusan Perguruan Tinggi. Sebab, persoalan sosial dan kasus kriminal ditengarai didasari faktor ekonomi dan kesempatan kerja.
“Pemimpin baru bisa dikatakan berhasil jika masyarakat sudah sejahtera, memiliki pekerjaan, terpenuhi kebutuhannya. Jadi, sudah semestinya lapangan kerja harus diutamakan. Soalnya, kalau di Bima ini kalau nggak jadi PNS, paling kerja di toko, tukang parkir atau ojek, terus sisanya nggak kebagian kesempatan kerja,” katanya.
Menurutnya, ke depan pemerintah atau instansi terkait seperti Bappeda, harus bisa menghadirkan investor misalnya untuk usaha jasa, industri maupun usaha kecil-menengah. “Memang sih sudah banyak perubahan seperti makin banyaknya hotel sehingga beberapa lulusan SMA atau perguruan tinggi diserap, tapi saya rasa belum seberapa persentasenya jika dibandingkan daerah lain di NTB, apalagi luar Bumi Gora,” katanya.
Warga lainnya, Indah, berharap seluruh calon Wali Kota memiliki komitmen kuat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Karena setiap tahun jumlah lulusan perguruan tinggi membengkak, khusus warga Kota Bima saja diperkirakan lebih dari seribu orang per tahun. “Terus terang kami stres kalau mikir masa depan, cara kerja sekarang ini susah, padahal sudah susah-susah kuliah. Orangtua sudah keluarin biaya, mau bahagiain orangtua ternyata belum bisa,” ujar alumnus PTS di Pulau Lombok ini. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
