Dompu, Bimakini.com.-Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, Prof. Dr. Farouk Muhammad, mengatakan empat daerah telah dipetakan sebagai daerah rawan konflik di Indonesia, yakni Papua, Maluku, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Keempat daerah ini merupakan wilayah dengan intesitas konflik tertinggi.
Dia mengaku tujuannya mengunjungi Dompu dan Bima untuk memberikan masukan dan upaya menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi sejak beberapa waktu terakhir. “Kami hanya ingin memetakan daerah-daerah konflik,” ujar mantan Kapolda NTB ini di Dompu, Kamis.
Dijelaskannya, ada beberapa penyebab terjadinya konflik di Indonesia, antara lain minuman keras, masalah wanita, dan masalah sosial. Selain itu, faktor yang mendorong. “Kita akan coba melihat penyebab-penyebab dari terjadinya konflik itu,” ujarnya.
Selain itu, ada juga misi kunjungan yakni melihat langsung program yang telah dilakukan oleh Pemerintah Pusat apakah menyentuh langsung kepentingan masyarakat. Artinya, apakah program tersebut diterima atau malah menimbulkan dampak. “Semua itu memang merupakan tugas DPD untuk menguraianya, lalu hasilnya dilaporkan kepada pemerintah,” ujarnya.
Mengenai kasus terorisme, Farouk mengatakan hal itu timbul karena tingginya rasa idealisme yang dimiliki oleh sebagian masyarakat Indonesia, sehingga menyebabkan mereka tidak merasa puas. Namun, masalah ini juga perlu dicarikan solusinya.
Pada kesempatan itu, Farouk memaparkan berbagai persoalan dan solusi yang harus dilakukan. Bahkan, dia merespons dan mengapresiasi berbagai kritikan yang dilakukan Bupati Dompu terhadap berbagai kebijakan Pemerintah Pusat. Hal itu akan disampaikannya kepada Pemerintah Pusat.
Farouk memberikan kesempatan kepada Lurah Simpasai dan Kandai II, sebagai wilayah konflik untuk memberikan masukan dan solusi. (BE.15)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.