Connect with us

Ketik yang Anda cari

Ekonomi

Harga Pupuk Melejit,Oknum Anggota Dewan Disorot

Bima, Bimakini.com.-Petani di Desa Renda Kecamatan Belo mengeluhkan harga pupuk yang melejit di atas harga normal. Selama ini harga pasaran sekitar Rp115 ribu/sak, kini melejit hingga Rp150 ribu/sak. Petani juga menengarai oknum anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Bima berada memonopoli pupuk itu.

      Petani Renda, H. Abdullah, mengaku saat ini petani kelabakan karena persediaan pupuk sulit didapatkan. Namun, ketika pasokan itu ada, harapan para petani untuk mendapatkannya terhalang. Harga yang dibandrol melebihi harga normal. Petani harus merogoh kocek lebih dalam karena harga pupuk dari biasanya Rp115 ribu dijual di atas Harga Eceran Tertingggi (HET) dengan harga RP150 ribu.
      “Kamis semua beli, tapi ternyata harganya di atas HET dengan harga Rp 150,” terang Abdullah yang melalui telepon seluler, Sabtu lalu. Katanya, hal yang disayangkan, saat para petani menjerit karena kelangkaan pupuk, oknum anggota DPRD Kabupaten Bima, Sarjan, diduga menjual pupuk di atas HET. Ketika warga mengeluhkan kelangkaan pupuk, saat bersamaan Sarjan menerima pasokan satu truk Pupuk Urea dan MPK (dikemas dalam 1 paket) untuk dijual secara eceran kepada petani setempat. Mengetahui ada pupuk, para petani yang telah lama menunggu beramai-ramai membeli pupuk tersebut. Apalagi, usia tanaman padi mereka sudah waktunya untuk dipupuk.
      Namun, katanya, ternyata bandrol harganya Rp150 ribu. Petani pun kelabakan, namun terpaksa demi menyelamatkan tanaman.  Dia menyesalkan tindakan Sarjan yang menjual pupuk di atas HET. Mestinya, sebagai anggota Dewan harus memerjuangkan nasib masyarakat, bukan malah sebaliknya.
“Pak Sarjan sebagai anggota Dewan justru menjual pupuk di atas harga normal,” tandasnya.
       Untuk itu, bersama petani lainnya Abdullah akan melaporkan permasalahan yang dialami kepada Komisi II saat mengawasi penyaluran pupuk. Selain Abdullah, keluhan yang sama juga diungkapkan para petanu lainnya. Namun, mereka meminta tidak disebutkan namanya. Mereka menyayangkan penjualan di atas HET ini justru dilakukan oleh oknum anggota Dewan.
    Sarjan yang dikonfirmasi membantah menerima pasokan pupuk sebanyak satu truk sekitar empat hari lalu. Demikian juga membantah menjadi pengecer pupuk. “Ndak ada satu truk, saya ndak jual pupuk,” katanya.
       Berdasarkan informasi, yang mengurus pupuk tersebut adalah istrinya. Ditanyai masalah tersebut, Sarjan juga membantah. “Ndak tahu saya, saya di kantor,” katanya.
        Ketua Badan Kehormatan DPRD Kabupaten Bima, Ahmad Yani Umar, S.EI, M.Pd, yang dikonfirmasi mengatakan di Kecamatan terdapat Tim Pengawas yang akan meninjau kondisi setempat. “Kalau mendengar pupuk maka tim akan menindaklanjuti dan BK akan menunggu laporan dari tim,” terang Ahmad.
Mengenai dugaan keterlibatan Sarjan, BK akan mengonfirmasinya untuk merespons keluhan masyarakat soal penjualan pupuk di atas HET.  Namun, sepengetahuannya, yang menjual pupuk bukan Sarjan, melainkan istrinya.
“Meski demikian, permasalahan itu tetap menjadi tanggungjawab dan pengawasan,” katanya. (BE.20)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Ekonomi

Bima, Bimakini. – Di saat para petani keluhkan kesulitan untuk mendapatkan pupuk urea subsidi, salah satu pengecer justeru membuat ulah sehingga menambah duka bagi...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Banyaknya kasus para kelompok tani yang tidak ter-input namanya dalam e-RDDK belakangan ini, hingga menimbulkan kegaduhan bahkan mengganggu instabilitas daerah, membuat Dinas...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Ademnya suasana keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Kecamatan Ambalawi, terlebih terkait dengan keberadaan pupuk bersubsidi, mendapat respon positif dari pihak Dinas...

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Menghadapi Musim Hujan (MH) Tahun 2019 – 2020 ini, tentu yang hangat diperbincangkan terkait masalah pupuk subsidi jenis Urea. Untuk menghindari terjadinya...

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Harga kebutuhan pokok di Pasar Sila di bulan suci Ramadan tidak stabil. Seperti halnya harga tomat, cabai merah, kol dan lainnya. Kadang...