Bimakini.com.- Jenazah Bahtiar, korban penembakan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri akhirnya dimakamkan Kamis (24/1) di Tempat Pemakaman Umum Pondok Rangon, Jakarta, setelah 20 hari kejadian. Pemakaman itu di lokasi itu dilakukan atas permintaan pihak keluarga.
Keluarga Bahtiar berangkat ke Jakarta, Rabu (23/1) dan setibanya di Jakarta langsung ke Rumah Sakit Kramat Jati dan melihat jenazah. Setelah melihat secara fisik, keluarga yakin yang ditembak Densus 88 adalah Bahtiar yang sehari-harinya berjualan roti.
Firmansyah, keluarga Bahtiar, mengatakan awalnya keluarga hanya ingin melihat jenazah. Namun, pihak Mabes Polri langsung mengajak untuk membicarakan mengenai jenazah Bahtiar.
“Saya saat itu diajak berembuk oleh Mabes Polri. Saat itu saya sampaikan tentang dua keinginan keluarga, yakni pemakaman dilakukan secepat mungkin dan keluarga ingin melihat jenazah secara fisik untuk terakhir kalinya,” ujarnya melalui telepon selulerdari Jakarta, Kamis siang.
Permintaan tersebut, kata Firman, disetujui Mabes Polri, termasuk penguburan secara syar’i. namun saat itu pihak Kepolisian meminta agar dilakukan tes DNA sebagai pembanding untuk memastikan yang ditembak Densus 88 adalah Bahtiar.
“Permintaan tes DNA itu disetujui dan langsung Rabu malam dilakukan untuk mengambil sample DNA dari orangtua kandung Bahtiar, anak kandung Abdullah Faid dan istri, Nuraini,” katanya.
Untuk memastikan tes DNA, pihak Mabes Polri meminta waktu berhari-hari untuk mengetahui hasilnya. Namun, pihak keluarga tidak menyetujui lamanya waktu tersebut dan tetap meminta dikuburkan Kamis.
“Setelah upaya negosiasi, akhirnya Mabes Polri izinkan pemakaman jenazah di Tempat Pemakaman Pondok Rangon tanpa menunggu hasil pencocokan DNA,” ujarnya.
Kepolisian hanya mengantungi surat pernyataan keluarga yang melihat almarhum dan memastikan itu Bahtiar. Prosesi pemakaman dilakukan secara syar’i dan pihak Mabes Polri hanya memfasilitasi. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
