Kota Bima, Bimakini.com.- Malam pergantian tahun dari 2012 ke 2013 dirayakan oleh masyarakat. Mereka mendatangi tempat wisata seperti Ama Hami, Wadumbolo, Kalaki, dan Kolo. Selasa pagi, kawasan pantai seperti Lawata, Kalaki, dan Kolo juga ramai dikunjungi. Mereka larut dalam suasana sukacita menyambut detik-detik awal 2013.
Namun, ada juga warga yang memilih berada di rumah bersama keluarga. Selain untuk momentum reflektif, juga karena alasan cuaca.
Warga Kota Bima, Aris, mengatakan mendatangi tempat konsentrasi massa seperti di Ama Hami untuk menikmati suasana pergantian tahun. Areal pantai dirasakan cocok untuk menghibur diri menikmati keramaian.
Warga lainnya, Faruk, mengatakan suasana pantai Kolo sangat ramai, sepanjang jalan warga membludak menikmati suasana pantai. Apalagi, ruas jalan menuju Kolo sudah mulus sehingga mengundang anomi masyarakat mendatangi areal itu bagian Utara Kota Bima itu.
“Kolo sangat ramai, warga berdatangan dari berbagai wilayah, apalagi jalan sudah mulus,” katanya di Penatoi, kemarin.
Namun, gemerlap tahun baru tidak semua dirasakan orang. Sebagian warga Kota dan Kabupaten Bima mengaku enggan merayakan malam pergantian tahun 2012 ke tahun 2013. Selain menghindari kemacetan dan dampak negatif, hal itu dilakukan sebagian warga karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat.
Warga Kelurahan Nae Kecamatan Rasanae Barat, Suci Damiaty, mengaku sengaja tidak merayakan tahun baru untuk menghindari kemacetan lalulintas dan dampak negatif. “Tahun baru lebih baik di rumah saja, kebetulan teman-teman juga tidak ada yang keluar rayain malam tahun baru,” katanya melalui telepon seluler, kemarin.
Diakui pelajar SMKN 1 Kota Bima ini, hampir seluruh teman-teman dan kerabatnya tidak merayakan tahun baru. Hal itu juga sesuai dengan kepercayaan. “Tidak selalu tahun baru dirayakan di luar. Duduk di rumah menanti pergantian tahun dan merenungkan apa-apa yang sudah kita raih juga lebih baik,” katanya.
Warga Kelurahan Santi, Fitriani, mengaku tidak merayakan malam pergantian tahun baru karena sudah terbiasa seperti itu. “Lebih baik di rumah saja, kalau keluar rumah lebih banyak bahaya-nya. Malas keluar rumah apalagi saat musim hujan seperti sekarang ini. Enakan ngumpul sama keluarga di rumah,” ungkap mahasiswi salahsatu Akademi Kebidanan di Bima ini.
Diakuinya, tidak hanya saat malam pergantian tahun, saat libur tanggal 1 Januari juga tidak merayakan tahun baru. “Sama keluarga nggak kemana-mana lebih baik di rumah saja. Apalagi, sekarang ini kan sering hujan. Tahun baru nonton televisi lebih seru,” katanya.
Warga Kabupaten Bima, Nophy, mengaku ikut merayakan tahun baru di rumah bersama kerabatnya. Hal itu dilakukan untuk menghindari konsentrasi dan kepadatan masyarakat di luar rumah. “Kita sama keluarga bakar-bakar ayam saja di rumah. Lebih seru seperti ini, ternyata daripada keluar rumah toh pusing lihat kendaraan lalu-lalang,” ungkapnya. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.