Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Keluhan Penanganan Lengge Nae Direspons

Bima, Bimakini.com.-Pemerintah Kecamatan Wawo mengapresiasi keluhan warga mengenai penanganan Lengge Nae dan membenarkan kondisinya belum terurus maksimal. Hasil musyawarah bersama jajaran Muspika, Kepala UPT Dinas Dikpora, Rusdin Hima, S.Pd dan Kepala Desa Maria, Annas H. Abbas, Rabu (2/1) menyepakati untuk pemagaran sementara.

      Camat Wawo, Drs. Muhammad Rum, M.Si, membenarkan keluhan warga mengenai Lengge Nae sebagai areal nyaman bagi kambing. Soalnya, tempat umum itu masih belum dipagar permanen. Apalagi, penjaga gedung itu meski sudah ditentukan, tetapi yang bersangkutan menginginkan status SK Honor Daerah (Honda) agar setiap bulan mendapatkan gaji tetap.
     Menyikapi masalah kambing itu, katanya, dalam waktu dekat pemagaran sementara akan dilakukan dengan bambu, sedangkan rencana pembangunan pagar permanen pernah dijanjikan oleh Pemerintah Kabupaten Bima untuk tahun anggaran 2013 ini. Namun, waktu yang pasti belum diketahui.
“Ini memang aset masyarakat wajar mereka memrotes mengenai penanganannya. Karena itu, saya sebagai penanggungjawab asset daerah dalam waktu dekat akan memagar sementara dengan bambu,” katanya di kantor Camat Wawo, Rabu.
Berkaitan biaya penggunaan Lengge Nae, katanya, setiap pemakai membayar sekitar Rp1,2 juta, tetapi ada juga yang gratis. Bahkan, pemasukan dari sewa Lengge Nae sudah masuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan sudah disetor sekitar Rp3 juta.
Namun, keterlambatan membuat pagar sementara karena berharap pemagaran permanen cepat dilakukan, tetapi dengan kondisi saat ini akan lebih baik terlebih dahulu dilakukan pemagaran sementara.
“Kita akan laporkan kesepakatan ini kepada Bupati Bima agar ke depan pemagaran permanen secepatnya direalisasikan,” katanya.
Hal senada dikemukakan Kepala Desa Maria, Annas H. Abbas. Rencana pemagaran sementara itu memang harus dilakukan agar penanganan aset masyarakat ini terjaga. Apalagi, Lengge Nae ini dibangun dengan banyak dana. “Saya kalau dibiarkan menjadi kandang kambing. Apalagi, ada pemasukan yang jelas dari setiap acara pernikahan di tempat itu,” katanya.
Dia berharap pemagaran sementara itu secepatnya direalisasikan agar tidak ada lagi keluhan dan keberadaan gedung itu dapat dijaga secara bersama agar dapat digunakan dalam waktu lama. (BE.13)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Sape, Bimakini.com.- Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak lebih sensitif dan rentan terhadap trauma akibat bencana. Hal itu bisa mempengaruhi mental mereka hingga dewasa.

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.com.-Warga Ndano Nae Kelurahan Ntobo menanti  sentuhan Pemerintah Kota Bima. Masalahnya, lingkungan yang dihuni sekitar 100 Kepala Keluarga (KK) itu hingga kini...

Olahraga & Kesehatan

Kota Bima, Bimakini.com.- Setiap kegiatan Posyandu, bayi dan anak Balita biasanya diberikan makanan tambahan. Atau dikenal dengan istilah Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Namun, dana...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.com.- Terus berlanjutnya konflik di wilayah Bima dinilai sebagai “produk” tidak adanya komitmen dari Pemerintah Daerah dalam menyelesaikan masalah sosial. Konflik yang terjadi...