Bima, Bimakini.com.- Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat menyatakan lima terduga teroris tewas dalam sergapan yang dilakukan pada dua tempat kejadian berbeda di wilayah Dompu dan perbatasan Dompu-Bima, Jumat dan Sabtu. Peristiwa itu terjadi di Desa Manggenae Kecamatan Dompu, perbatasan antara Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, Jumat sekitar pukul 17.00 WITA. Dua orang yang diduga terlibat jaringan teroris, Roy dan Bahtiar, tewas ditembak anggota tim Densus 88 Antiteror.
Pada Sabtu (5/1) sekitar pukul 05.00 WITA, penggerebekan dilakukan tim Densus di pondok kebun Dusun Kandai Ginte Kecamatan Woja Kabupaten Dompu. Saat itu, Polisi menembak mati tiga terduga teroris. Berdasarkan, penjelasan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar, satu teridentifikasi bernama Andi, dua lainnya belum teridentifikasi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Roy alias Moh Rizal Efendi adalah warga Jalan Sudiang Makassar, sedangkan Bahtiar adalah warga Desa Timu Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Mereka ditembak mati saat berboncengan mengendarai sepeda motor jenis Supra 125 X. Pihak Kepolisian menyatakan keduanya melawan saat hendak ditangkap Densus, sehingga terpaksa dilumpuhkan dengan senjata.
Penggerebekan di Dompu terjadi pada pondok milik Abdullah Seno (55), warga Desa O,o Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu. Informasi yang dihimpun, tim Densus melumpuhkan tiga orang terduga teroris, satu terluka dan tiga orang lainnya kabur.
Menantu pemilik pondok di bagian Utara Kelurahan Kandai II Kecamatan Woja itu, Julkifli, membenarkan dan menyaksikan ada tiga bungkus kantung mayat yang diduga teroris itu dibawa oleh tim Densus menggunakan ambulans. “Memang saya melihat ada tiga terduga mayat yang dibawa Polisi,” ujar Julkifli, Sabtu (5/1) lalu di Dompu.
Julkifli mengaku, begitu mengetahui ada penggerbekan pada pondok milik mertuanya, langsung menuju lokasi. Tujuannya ingin meyakinkan apakah mertuanya, Abdullah Seno, juga menjadi korban dari ketiga orang yang diduga teroris itu.
Tetapi, ketika sampai di lokasi, aparat Kepolisian bersenjata lengkap tidak mengizikan mendekat, bahkan dihalau. “Puluhan Polisi dengan senjata lengkap terlihat di lokasi,” ujarnya.
Pantauan Bimakini.com, kondisi di lokasi pascapenggerebekan itu memang terlihat bercak darah pada tiga titik. Selain itu, terlihat darah di lokasi dekat sungai. Selain bercak darah, juga terlihat selongsongan peluru pada beberapa tempat di sekitar lokasi penggerebekan.
Belum diketahui pasti siapa saja yang tewas dalam penggerebekan itu dan orang mana saja, karena lokasi penggerebekan itu disterilkan. Wartawan yang mencoba memasuki lokasi tidak diizinkan.
Informasi yang diperoleh di lapangan memang mereka mendengar adanya suara jeritan dan diduga suara wanita. Pihak Polres Dompu yang dimintai keterangan tidak berani menjelaskan soal itu.
“Ini kewenangan tim Densus 88,” ujar Waka Polres Dompu, Kompol Diky Subagiao, kepada wartawan.
Kejadian itu mengagetkan warga Dompu, terutama yang berdekatan dengan lokasi kejadian. Mereka tidak menyangka bahwa di wilayah itu ada orang yang terduga teroris dan bahkan tinggal pada satu pondok.
Namun, warga yang menyangsikan karena masih simpang-siurnya informasi yang mereka peroleh, apakah betul itu warga Dompu atau warga lain yang bersembunyi di Dompu.
Kapolda NTB, Brigadir Jenderal Pol Mochamad Irawan, juga memastikan dua orang yang ditembak di perbatasan Dompu-Bima adalah Roy, warga Makassar Sulawesi Selatan dan Bachtiar, warga Kabupaten Bima. Keduanya ditembak karena melawan saat ditangkap.
“Petugas terpaksa melakukan tindakan tegas karena mereka berusaha melawan,” kata Kapolda di Mataram, Sabtu (5/1), seperti dikutip vivanews.com.
Dikatakannya, Roy dan Bachtiar mereka merupakan jaringan teroris Poso. Dari tangan keduanya, Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menyita satu unit sepeda motor, dua senjata api laras pendek jenis revolver dan FN.
Mengenai kejadian di Dusun Kandai Ginte Kecamatan Woja Kabupaten Dompu, katanya, identitas ketiga terduga teroris tersebut belum diketahui karena petugas tidak menemukannya pada tubuh mereka. Seorang terduga teroris lainnya berhasil melarikan diri dari sergapan petugas.
Kapolda mengatakan, polisi terpaksa menembak mati ketiga teroris tersebut karena mereka juga melawan petugas dengan senjata api saat ditangkap. Ketiganya, bahkan memasang bom siap ledak pada tubuh mereka. Akibatnya mereka langsung dilumpuhkan.
Dari ketiganya, jelasnya, Polisi menyita barang bukti berupa tiga bom siap ledak, bahan-bahan merakit bom seperti pipa paralon dan paku. “Petugas Gegana sudah melakukan disposal terhadap tiga bom yang berdaya ledak tinggi itu,” kata Kapolda NTB.
Jenazah kelima terduga teroris itu dikirim ke Jakarta untuk dibawa ke RS Kramat Jati, Jakarta Timur. Pemberangkatan jenazah menggunakan pesawat Lion Air melalui Bandara Internasional Lombok di Praya, Lombok Tengah.
Dua jenazah diterbangkan pukul 14.00 WITA, sedangkan tiga jenazah lainnya diterbangkan pukul 16.00 WITA. Hingga saat ini, petugas masih memburu dua terduga teroris lainnya yang diduga masih berada di sekitar Dompu dan Bima.
Total tujuh terduga teroris yang merupakan jaringan Poso ini masuk wilayah Bima melalui jalur laut dari Makassar.
Pada bagian lain, Polda NTB menetapkan status Siaga Satu untuk Dompu dan Bima menyusul tertangkapnya kelompok terduga teroris pada kedua daerah itu. Status Siaga Satu ditetapkan karena masih ada dua terduga teroris yang masih diburu dan belum berhasil ditangkap tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri. “Kami juga sudah menambah bantuan pasukan di Bima dan Dompu,” kata Kapolda, Sabtu lalu.
Dikatakannya, indikasi ancaman terorisme di Dompu dan Bima sangat jelas, apalagi Polisi menyita tiga bom berdaya ledak tinggi dari tangan lima terduga teroris yang berhasil dilumpuhkan. Untuk itu Polda meminta masyarakat NTB mewaspadai ancaman terorisme.
Pengetatan penjagaan bahkan tidak hanya dilakukan di Dompu dan Bima, tetapi juga di Sumbawa, Lombok, dan beberapa wilayah lain. Di Mataram, Markas Polda NTB dijaga ketat aparat kepolisian bersenjata lengkap. Polisi juga memeriksa setiap orang yang hendak memasuki areal perumahan Polisi.
Tim Densus 88 hingga kini masih berada di Dompu dan Bima untuk memburu kedua terduga teroris yang kabur. (BE.15/BE.20/ant)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.