Kota Bima, Bimakini.com.-Riak-riak protes muncul di kampus Sekolah Tinggi Ilme Ekonomi (STIE) Bima. Mahasiswa yang menamakan diri Laskar Peduli Kampus (LPK), memrotes pihak kampus setempat akreditasi yang belum tuntas dan hingga memasuki tahun kesepuluh.
Mereka menduga, pihak kampus lamban mengurus akreditasi pada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Aksi protes pada Senin lalu itu pun menyita perhatian publik.
Menurut koordinator aksi, Bachtiar, pihak STIE Bima lamban mengatensi masalah akreditasi tersebut. Implikasinya, banyak para lulusan hingga angkatan kesepuluh yang telantar. Mereka kesulitan memasuki dunia kerja, swasta maupun negeri. “Mereka ditolak karena ijazahnya dikeluarkan oleh kampus yang belum terakreditasi,” ujar Bachtiar.
Dikatakannya, sejak didirikan sepuluh tahun lalu, hingga kini STIE Bima belum terakreditasi. Berkali-kali dipertanyakan hal ini pada pihak kampus, namun jawabannya selalu meminta agar ditunggu saja. “Kami tanyakan kepada pihak Ketua STIE, Namun, jawabannya tunggu saja. Lalu pada bulan Juni kami tanyakan kembali dan jawaban yang sama kami terima dari pihak petinggi kampus. Inikan namanya pembodohan, mana mungkin pengurusan izin akreditasi kampus bisa menghabiskan waktu hingga 10 tahun,” kata Bachtiar.
Katanya, izin operasional kampus STIE Bima diduga sudah berakhir. Jika seperti itu kasusnya, bagaimana aktivitas perkuliahan bisa dilaksanakan tanpa izin operasional.
Alumni STIE angkatan Tahun 2009, ES, mengaku, pernah melamar pekerjaan pada dua BUMN di Bima, namun tidak lolos tahap awal yaitu pada seleksi administrasi, karena ijazahnya dikeluarkan oleh kampus yang tidak diakreditasi.
“Sempat saya tanya pada pihak penyeleksi, jawaban mereka ijasah saya dari STIE Bima tidak diakreditasi, hanya ijin operasionalnya saja. Saya sedih, ternyata saya kuliah sia-sia saja,” terang ES.
Bagaimana tanggapan pihak kampus? Ketua STIE Bima, Firdaus, ST, mengaku, sedang mengurus akreditasi yang dimasalahkan itu. Berkas pengurusan akreditasinya sudah lengkap, hanya saja saat ini sedang mengantre.
“Prosesnya sedang kita lalui, sekarang juga kita dalam tahap penilaian ini,” terang Firdaus yang mengaku sedang mengurus akreditasi ke pihak BAN-PT di Mataram melalui telepon seluler, Selasa (22/1). (BE.19)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.