Bima, Bimakini.com.- Mushabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-VII Kecamatan Lambitu, Rabu (23/1) malam, dimulai. Pembukaan dilakukan oleh Camat Lambitu, Kurniawan, S.Sos, di lapangan Desa Teta. Pembukaan MTQ yang berlangsung 23-28 Januari itu baru bisa dimulai sekitar pukul 22.00 WITA karena hujan lebat mengguyur Lambitu. Namun, kegiatan itu tetap meriah.
Warga dari berbagai desa di Lambitu ingin menyaksikan penampilan regu kasidah andalan mereka. Saat itu, mereka berdoa untuk Bupati Bima, H. Ferry Zulkarnain, ST, yang sudah berada di Bima.
Ketua Panitia MTQ Lambitu, HM. Said, S.Pd, mengatakan lomba yang digelar adalah tilawah, tahfidz, syarhil, fahmil, khat, dan kasidah rebana. Peserta berjumlah 64 0rang dan masing masing enam regu fahmil, syarhil, dan 12 regu kasidah rebana.
Pelaksanaan MTQ, katanya, sebagai media untuk meningkatkan kualitas baca-tulis Al-Quran, selain memotivasi anak untuk memelajari dan mengamalkannya. “Kita bersyukur kegiatan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, terutama sokongan dana dari Pemkab Bima, sehingga panitia dapat melaksanakan sesuai jadwal, meski terlambat,” ujarnya.
Sebelumnya, Camat Lambitu, Kurniawan, S.Sos, melantik Dewan Hakim dan Dewan Juri. MTQ Lambitu sebenarnya program untuk tahun 2012, tetapi baru bisa terlaksana awal tahun ini. Urgensi kegiatan MTQ adalah untuk menyemarakan syiar Islam, menggairahkan umat untuk memelajari Al- Quran dan mengamalkan isi kandungannya.
Saat era sekarang, katanya, siapapun mudah mengakses berbagai informasi melalui jaringan internet maupun telepon seluler. Maka tidak heran jika akses informasi itu bisa dilakukan dimana-mana, termasuk saat buang hajat. Informasi itu bukan hanya yang positif, tetapi juga berdampak negatif. Bahkan, ada yang tidak patut diakses anak-anak, tetapi dapat diakses bebas.
“Kalau ini tidak dibentengi dengan nilai-nilai moral dalam agama, maka sungguh berbahaya bagi moralitas generasi muda Islam ke depan,” katanya.
Saat ini saja, katanya, di Lambitu banyak anak-anak remaja nikah belum cukup usia alias nikah di usia dini. Ini terjadi karena dampak pergaulan bebas mulai merambat masuk di daerah yang dulu masih steril dari arus informasi, tetapi kini masuk di kamar keluarga.
“Kita berharap perlu ada pengawasan dari pihak keluarga agar anak-anak terhindar dari pergaulan bebas yang membahayakan masa depan anak-anak kita,” katanya.
Kurniawan mengingatkan warga agar tidak mudah terprovokasi oleh pesan layanan singkat (SMS) yang tidak bertanggungjawab. Sebelum bertindak lebih baik bertanya terlebih dahulu mengenai kebenaran isu yang disebarkan dalam SMS itu. Demikian pula jika ada orang yang luar yang belum dikenal dan mencurigakan sebaiknya dilaporkan kepada aparat karena saat ini Bima isu terorisme banyak yang masuk ke daerah Bima. “Mungkin juga bisa menyelinap di Kecamatan Lambitu,” katanya. (BE.13)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
