Connect with us

Ketik yang Anda cari

Hukum & Kriminal

Polda NTB Klarifikasi Pemicu Kerusuhan Sumbawa

Mataram, Bimakini.com.-Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Barat (NTB) mengklarifikasi pemicu kerusuhan yang terjadi Kelurahan Seketeng, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, sekitar pukul 13.30 Wita, untuk dipahami semua pihak.

     “Jadi, kasus yang sebenarnya itu kecelakaan lalu lintas, bukan pembunuhan atau apapun yang diisukan, ini fakta yang sebenarnya,” kata Kabid Humas Polda NTB AKBP Sukarman Husein, yang menghubungi ANTARA di Mataram, Selasa malam.
     Ia mengatakan, kejadian yang sebenarnya adalah kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada hari Sabtu tanggal 19 Januari sekitar pukul 23.00 Wita, di jalan raya jurusan Sumbawa-Kanar kilometer 15-16 di dekat tambak udang Dusun Empang, Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa.
     Kronologis kejadian yakni sepeda motor Yamaha Mio DK 5861 WY melaju dari arah Kanar menuju arah Sumbawa, dan ketika tiba di dekat tambak udang itu, kendaraan selip dan terjatuh ke kanan jalan.
     Pengendara sepeda motor itu yakni anggota polri Brigader I Gede Eka Swarjana (21) yang membonceng Arniati (30), yang tewas dalam kecelakaan tersebut.
     “Penyidik sudah memeriksa saksi-saksi antara lain I Wayan Merta Astika dan Arahman, terkait kecelakaan lalu lintas itu,” ujarnya.
     Dengan demikian, kata Sukarman, kematian wanita itu akibat kecelakaan lalu lintas, dan kebetulan pengendara sepeda motor yang anggota polri itu beragama Hindu, dan wanita yang diboncengnya merupakan pacarnya yang beragama Islam.
     Namun, beredar beragam isu yang memicu amarah sanak keluarga korban kecelakaan lalu lintas itu dan warga lainnya di Kabupaten Sumbawa, sehingga digelar unjuk rasa yang berujung tindakan anarkis.
     Menurut catatan kepolisian, selain melempar Pura dan membakar kendaraan juga merusak harta milik warga lainnya yang beragama Hindu.
     “Kami sudah berkoordinasi dengan Bupati Sumbawa, dan perkuatan Brimob dari Sumbawa Barat dan Dompu, untuk mengamankan situasi agar kembali kondusif,” ujarnya.
     Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar 500 orang warga melakukan penyerangan secara spontan terhadap permukiman tertentu di Sumbawa Besar, ibukota Kabupaten Sumbawa, Provinsi NTB, yang dipisu oleh isu bernuansa Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA), Selasa, sekitar pukul 13.30 Wita.
     Dalam aksi penyerangan itu, sejumlah tempat ibadah agama tertentu dirusakkan massa yang termakan isu.  Rumah dan toko pun di beberapa lokasi menjadi sasaran amukan warga, hingga beberapa rumah yang dihuni komunitas tertentu dibakar massa, dan sejumlah kendaraan juga dirusakkan massa yang terbakar emosi.
     Aksi penyerangan itu, bermula dari unjuk rasa yang dilakukan sekitar 200 orang di jalan Yos Sudarso, Kelurahan Seketeng, Kecamatan Sumbawa,  Kabupaten Sumbawa, sekitar pukul 13.00 Wita.
     Pengunjuk rasa didominasi oleh sanak keluarga dari Arniati, wanita yang dinyatakan tewas pada malam Minggu lalu, yang dilaporkan akibat kecelakaan lalu lintas, namun sanak keluarganya meragukan penyebab kematiannya, karena ditubuh korban ditemukan tanda-tanda kekerasan.
     Sebelum dinyatakan tewas, Arniati bersama pacarnya yang anggota polisi Brigadir I Gede Eka Swarjana, keluar bermalam Minggu, menggunakan sepeda motor dengan cara berboncengan.
     Sanak keluarga Arniati mencurigai wanita muda itu dibunuh, bukan kecelakaan lalu lintas, dan kecurigaan itu berkembang menjadi amarah ketika semakin banyak isu yang beredar, antara lain isu yang menyebutkan hasil visum ditemukan tanda-tanda kekerasan, yang dikait-kaitkan dengan kekerasan pada alat kelamin.
     Sanak keluarga korban yang mendapat simpati dari warga lainnya, semakin marah ketika mendapat laporan dari pihak kepolisian kematian Arniati murni kecelakaan lalu lintas.
     Karena itu, pada Selasa (22/1) sanak keluarga korban dan warga lainnya yang jumlahnya lebih dari 200 orang menggelar unjuk rasa, sekaligus sebagai aksi protes terhadap pernyataan polisi yang menyatakan penyebab kematian tersebut murni kecelakaan lalu lintas.
     Unjuk rasa itu berkembang menjadi aksi anarkis, sehingga hendak menyasar tempat ibadah tertentu, namun dihalau oleh aparat kepolisian yang dibantu satuan TNI.
     Sempat terjadi ketegangan hingga massa pengunjuk rasa nyaris bentrok dengan aparat keamanan, ketika polisi hendak menangkap seorang pengunjuk rasa yang dikenal dengan nama Slank yang diduga sebagai provokator aksi anarkis.
     Massa aksi sempat melempari batu dan benda keras lainnya ke arah tempat ibadah tersebut, hingga massa aksi yang jumlahnya terus bertambah hingga mencapai lebih dari 500 orang, melakukan pengrusakan dua tempat ibadah, serta merobohkan pintu gerbang.
     Massa aksi kemudian bergerak ke lokasi lain, dan sekitar pukul 16.00 Wita, massa aksi melakukan pengrusakan terhadap toko UD Dinasty milik Wayan Rantak, hingga mencuat aksi penjarahan barang dagangan. Rumah warga tertentu lainnya dilaporkan dirusak dan dibakar. (ant)
 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Berita

Jakarta, Bimakini.- NTB, khususnya Pulau Sumbawa memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi salah satu contoh atau rolemodel yang visionable atau berkelanjutan. Hal itu...

CATATAN KHAS KMA

SAYA tidak punya pengalaman yang cukup untuk menulis tentang olah raga. Sejak pertama menjadi wartawan pun, saya lebih banyak menjadi wartawan bisnis, walau kadang...

CATATAN KHAS KMA

ADALAH Institut Perempuan untuk Perubahan Sosial (InSPIRASI) NTB pada 7 Desember 2019 lalu, mencanangkan gerakan Save Teluk Bima. Kegiatan dua hari itu, menjadi heboh...

NTB

Mataram, Bimakini.- Harmoni kehidupan masyarakat Nusa Tenggara Barat dibawah kepemimpinan Gubernur Dr. TGH M Zainul Majdi atau akrab disapa TGB, terwujud dan terjaga dengan...

Berita

Bima, Bimakini.-  Sejumlah pemuda terlihat sibuk di Pantai Lariti, Desa Soro, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima. Mereka memungut sampah-sampah yang berserak, mengumpulkannya. Itu mereka lakukan...