Kota Bima, Bimakini.com.- Pengiriman paket buku berjudul Tadzkiroh; peringatan dan nasehat karena Alloh yang ditujukan ke pihak kepolisian, dinilai terlalu ditanggapi berlebihan. Padahal paket yang berisi lima buku yang diantar langsung ke Polres dan Polsek di Kota Bima terang pengirimnya. Apalagi disertai surat pengantar yang juga berkop dan alamat pengirimnya jelas.
Hal itu dikatakan oleh Akademisi STISIP Mbojo Bima, Syarif Ahmad, MSi, menanggapi paket kiriman buku yang diterima kepolisian.
Mestinya, kata Syarif, polisi tidak terlihat “paranoid” ketika menerima paket tersebut. Kecuali jika paket itu tidak jelas identitas pengirimkannya dan tidak disertai dengan pengantar surat. “Ada kemungkinan polisi takut menerima paket buku tersebut karena suasana psikologis karena berdekatan dengan peristiwa penembakan oleh Densus 88 yang menewaskan lima orang. Atau mungkin hanya lebay,” ujarnya pada Bimakini.com di Santi, Kamis (10/1).
Apalagi, kata dia, paket buku tersebut tidak hanya ditujukan ke institusi kepolisian, namun juga kejaksaan dan pengadilan. Namun, hanya polisi saja yang berlebihan menyikapinya. “Pengakuan dari JAT sendiri, paket buku yang diantar ke kejaksaan dan pengadilan diterima dan direspon baik. Lantas mengapa hanya polisi yang menyikapinya berlebihan,” herannya.
Jangan sampai, kata dia, dengan menyikapi seperti itu, mendatangkan tim penjinak bahan peledak (jihandak) dan kendaraan Barakuda, ingin membangun opini bahwa Bima memang dalam kondisi siaga satu. Kemungkinan ini bisa terjadi, selain asumsi jika polisi ketakutan.
Syarif mengaku setelah melihat buku yang ditulis oleh Ustadz Abu Bakar Baasyir tersebut, isinya nasehat agama. Pesan-pesan yang ada dalam buku tersebut umum disampaikan dalam mimbar-mimbar masjid.
Sebelumnya, Humas JAT Wilayah Nusa Tenggara, Ustadz Asikin, membenarkan paket tersebut dari pihaknya. Bahkan diantar langsung oleh anggota jemaah. Bahkan oleh kejasaan dan pengadilan, menerima baik pemberian paket buku tersebut.
Seperti apa buku berjudul Tadzkirah itu? Buku dengsan sampul hijau tersebut tertulis dibagian depannya nama ustadz Abu Bakar Ba’asyir sebagai penulis. Buku ini jilid ke II dari buku serupa sebelumnya. Tadzkirah sendiri berarti eringatan dan Nasehat Karena Alloh. Buku tersebut dalam sampul halaman depan ditujukan kepada ketua MPR/DPR dan semua anggotanya yang mengaku muslim dan aparat thaghut NKRI di bidang hukum dan pertahanan yang mengaku muslim. Buku ini berisi 175 halaman dan didalamnya berisi nasehat para ulama-ulama ternama. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.