Connect with us

Ketik yang Anda cari

Ekonomi

Pupuk Mahal karena Pengecer Liar

m.mediaindonesia.com

Bima, Bimakini.com.-Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bima menduga melejitnya harga pupuk hingga Rp200 ribu/sak disebabkan karena munculnya pengecer liar. Hal itu berdasarkan pengecekan semua pengecer yang terdaftar dan mereka tetap menjual sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).

    Kepala Bidang Perdagangan Disperindag, Drs. Hijrin, mengungkapkan pihaknya merasa kesulitan menertibkan pengecer liar karena sulit dilacak dan tidak ada laporan masyarakat sebagai petunjuk. Lagi pula, Disperindag tidak berwenang terlalu jauh menindak pengecer liar.
“Kalau hasil pengecekan kami, semua pengecer yang terdaftar menjual sesuai HET yakni Rp90 ribu untuk jenis pupuk urea,” terangnya di dinas setempat, Jumat pagi.
    Penyebab lain melambungnya harga pupuk, diakuinya, karena keterlambatan distribusi pupuk dari penyalur Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Alasan mereka distribusi terhambat akibat cuaca ekstrim, padahal pihaknya sudah mengajukan permintaan sejak awal bulan Januari 2013.
     “Untuk bulan Januari ini memang terlambat disalurkan oleh PKT sebanyak 6 ribu ton lebih karena alasan cuaca,” terangnya.
      Menyikapi hal itu, Disperindag telah menggelar rapat koordinasi dengan Komisi II DPRD Kabupaten Bima dan mendesak PKT segera menyalurkan pupuk. Nah, saat ini diakui pupuk sudah mulai disalurkan kepada semua distributor di Kabupaten Bima.
Namun, apabila diketahui memang ada pengecer dan distributor resmi yang menjual di atas HET maka pihaknya akan menindak tegas.
“Kalau memang ada yang menjual di atas HET kita akan sampaikan teguran sampai pada pembekuan surat izin,” tegasnya.
Mengenai munculnya dugaan oknum anggota DPRD Kabupaten Bima, Drs. M. Sarjan sebagai pengecer, diakui Kabid, sesuai data Disperindag yang terdaftar adalah nama istrinya sebagai pengelola. sehingga tidak  ada persoalan.
Di Kabupaten Bima, katanya, tersebar sebanyak empat distributor, yakni CV Lawa Mori dikelola Anisah di Kecamatan Madapangga membawahi 24 pengecer, CV Rejeki Bima dikelola H. Amin meliputi Kecamatan Ambalawi, Wera, Lambu dan Lambitu serta membawahi 41 pengecer.
Selain itu, CV Rahmawati dikelola H. Ibrahim meliputi wilayah Kecamatan Bolo, Monta, Palibelo, Sape, Donggo, dan Soromandi membawahi 97 pengecer serta CV Agro Makmur dikelola Suwanto Winarko meliputi wilayah Kecamatan Woha, Langgudu dan Madapangga membawahi 32 pengecer.
Untuk jatah empat distributor itu diakui sudah didistribusikan yakni untuk CV Lawa Mori 90 ton, CV Rejeki Bima 220 ton, CV Rahmawati 510 ton, dan CV Agro Makmur 310 ton. (BE.20)

 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Ekonomi

Bima, Bimakini. – Di saat para petani keluhkan kesulitan untuk mendapatkan pupuk urea subsidi, salah satu pengecer justeru membuat ulah sehingga menambah duka bagi...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Banyaknya kasus para kelompok tani yang tidak ter-input namanya dalam e-RDDK belakangan ini, hingga menimbulkan kegaduhan bahkan mengganggu instabilitas daerah, membuat Dinas...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Ademnya suasana keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Kecamatan Ambalawi, terlebih terkait dengan keberadaan pupuk bersubsidi, mendapat respon positif dari pihak Dinas...

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Menghadapi Musim Hujan (MH) Tahun 2019 – 2020 ini, tentu yang hangat diperbincangkan terkait masalah pupuk subsidi jenis Urea. Untuk menghindari terjadinya...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Menjelang musim tanam MH1, Pemerintah Kecamatan Bolo mengundang Distributor, Pengecer, Kades serta Kelompok Tani (Poktan) untuk rapat bersama terkait masalah pupuk, Selasa...