Connect with us

Ketik yang Anda cari

Hukum & Kriminal

Ratusan Warga Menyerang Permukiman Tertentu di Sumbawa

Mataram, Bimakini.com.-Sekitar 500 orang warga melakukan penyerangan secara spontan terhadap permukiman tertentu di Sumbawa Besar, ibukota Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang dipisu oleh isu bernuansa Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA), Selasa, sekitar pukul 13.00 Wita.

     Informasi yang himpun ANTARA dari berbagai sumber menyebutkan, dalam aksi penyerangan itu, sejumlah tempat ibadah agama tertentu dirusakkan massa yang termakan isu.
     Rumah dan toko pun di beberapa lokasi menjadi sasaran amukan warga, hingga beberapa rumah yang dihuni komunitas tertentu dibakar massa, dan sejumlah kendaraan juga dirusakkan massa yang terbakar emosi.
     Aksi penyerangan itu, bermula dari unjuk rasa yang dilakukan sekitar 200 orang di jalan Yos Sudarso, Kelurahan Seketeng, Kecamatan Sumbawa,  Kabupaten Sumbawa, sekitar pukul 13.00 Wita.
     Pengunjuk rasa didominasi oleh sanak keluarga dari Arniati, wanita yang dinyatakan tewas pada malam Sabtu (19/1) atau malam Minggu sekitar pukul 23.00 Wita, yang dilaporkan akibat kecelakaan lalu lintas, namun sanak keluarganya meragukan penyebab kematiannya, karena ditubuh korban ditemukan tanda-tanda kekerasan.
     Sebelum dinyatakan tewas, Arniati bersama pacarnya yang anggota polisi Brigadir I Gede Eka Suarjana, keluar bermalam Minggu, menggunakan sepeda motor dengan cara berboncengan.
     Sanak keluarga Arniati mencurigai wanita muda itu dibunuh, bukan kecelakaan lalu lintas, dan kecurigaan itu berkembang menjadi amarah ketika semakin banyak isu yang beredar, antara lain isu yang menyebutkan hasil visum ditemukan tanda-tanda kekerasan, yang dikait-kaitkan dengan kekerasan pada alat kelamin.
     Sanak keluarga korban yang mendapat simpati dari warga lainnya, semakin marah ketika mendapat laporan dari pihak kepolisian kematian Arniati murni kecelakaan lalu lintas.
     Karena itu, pada Selasa (22/1) sanak keluarga korban dan warga lainnya yang jumlahnya lebih dari 200 orang menggelar unjuk rasa, sekaligus sebagai aksi protes terhadap pernyataan polisi yang menyatakan penyebab kematian tersebut murni kecelakaan lalu lintas.
     Unjuk rasa itu berkembang menjadi aksi anarkis, sehingga hendak menyasar tempat ibadah tertentu, namun dihalau oleh aparat kepolisian yang dibantu satuan TNI.
     Sempat terjadi ketegangan hingga massa pengunjuk rasa nyaris bentrok dengan aparat keamanan, ketika polisi hendak menangkap seorang pengunjuk rasa yang dikenal dengan nama Slank yang diduga sebagai provokator aksi anarkis.
     Massa aksi sempat melempari batu dan benda keras lainnya ke arah tempat ibadah tersebut, hingga massa aksi yang jumlahnya terus bertambah hingga mencapai lebih dari 500 orang, melakukan pengrusakan dua tempat ibadah, serta merobohkan pintu gerbang.
     Massa aksi kemudian bergerak ke lokasi lain, dan sekitar pukul 16.00 Wita, massa aksi melakukan pengrusakan terhadap toko UD Dinasty milik Wayan Rantak, hingga mencuat aksi pejarahan barang dagangan. Rumah warga tertentu lainnya dilaporkan dirusak dan dibakar.
     Hingga berita ini disiarkan, ketegangan masih terjadi, dan kelompok masyarakat masih terus berada di jalan umum, seolah-olah mencari komunitas tertentu.
     Namun, aparat kepolisian yang dibantu satuan TNI dilaporkan tengah berupaya mengamankan situasi, dan berupaya merdam isu-isu pemicu amarah warga.
     Kendati demikian, tidak satu pejabat kepolisian yang bersedia dikonfirmasi. Kapolda NTB Brigjen Polisi Muchamad Iriawan, yang dihubungi via telepon selular tidak menjawab, malah mengalihkan panggilan.
     Kepala Bidang Humas Polda NTB AKBP Sukarman Husein pun tidak menjawab panggilan telepon, dan tidak membalas konfirmasi via pesan singkat (SMS).
     Demikian pula Kapolres Sumbawa AKBP Muh Suryo Saputro, yang tidak bisa dihubungi karena telepon selularnya tidak aktif. (ant)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Berita

Jakarta, Bimakini.- NTB, khususnya Pulau Sumbawa memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi salah satu contoh atau rolemodel yang visionable atau berkelanjutan. Hal itu...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Kasus dugaan penganiayaan terjadi di persimpangan Desa Talabiu Kecamatan Woha Kabupaten Bima, Senin (27/3) sekira pukul 18.30 WITA.  Oknum anggota Kepolisian Sektor...

Pendidikan

Kota Bima, Bimakini.- Duta Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Kota Bima, meraih juara I pada lomba cerdas cermat kebanksentralan tingkat Pulau Sumbawa di...

Pendidikan

Bima, Bimakini.com.- Selain bertugas mengatur lalulintas, Sat Lantas Polres Bima juga peduli  terhadap  kegiatan lainnya. Seperti saat ini,  dalam kegiatan Polisi Peduli Pelajar. Mereka...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.com.- Aksi pemalangan sekolah kembali terjadi. Kali ini menimpa  Sekolah Dasar Negeri (SDN) Inpres Palisondo Desa Sondosia, Kecamatan Bolo. Aksi itu diduga dilakukan Bahrudin ...