Bima, Bimakini.com.-Kondisi cuaca ekstrim yang ditandai hujan lebat, gelombang tinggi, dan angin kencang menyebabkan sejumlah warga kuatir. Pemerintah Daerah diminta segera merespons serius kondisi tersebut, satu di antaranya dengan merumuskan regulasi bersahabat untuk lingkungan dan upaya nyata lain.
Warga Kota Bima, Fitria, berharap pemerintah segera memikirkan solusi untuk persoalan kualitas lingkungan yang semakin menurun. Sebab, kondisi cuaca ekstrim saat ini merupakan akumulasi kerusakan lingkungan, termasuk tingginya emisi atau pelepasan gas karbon.
“Saya pikir harus ada tindakan nyata dari pemerintah, tidak bisa mengatasi saat terjadi bencana. Bencana banjir di Jakarta, tidak menutup kemungkinan bisa terjadi di Bima dan Dompu. Jadi, harus ada tindakan nyata mulai dari pemerintah,” katanya di Kelurahan Monggonao, kemarin.
Dikatakannya, salahsatu upaya nyata, pemerintah harus mampu merumuskan regulasi pembatasan kendaraan bermotor. Karena merupakan salahsatu penyebab utama polusi udara atau emisi mendorong pemanasan global. Hal itu memiliki korelasi kuat, sebab semakin bertambah jumlah kendaraan maka dampak yang dialami lingkungan semakin tinggi.
“Jumlah kendaraan di Bima ini semakin banyak, sementara hutan penyangga dan penyerap polusi dan karbon dioksida jumlahnya terbatas malah berkurang karena illegal logging. Jadi harus ada tindakan nyata dari pemerintah, jangan dianggap sepele karena mulai dari hal kecil bisa menjadi besar,” ujar karyawan BUMN ini.
Dia mengharapkan, pemerintah juga tidak menunggu bencana, namun menyiapkan upaya antisipasi seperti langkah mendorong atau menyadarkan masyarakat tentang kesimbangan lingkungan, perbaikan fisik dan normalisasi jalur sungai. “Cukup lingkungan Salama yang tergenang banjir, jangan sampai meluap ke Monggonao atau kelurahan lain,” katanya.
Pengurus komunitas pecinta alam Kota Bima, Wahyudin, juga mendesak pemerintah segera melakukan sejumlah tindakan nyata menyikapi perubahan kondisi cuaca dan kondisi lingkungan.
“Contohya saat ini saya melihat perhatian terhadap lingkungan bersifat temporer saja dari pemerintah. Misalnya kondisi kawasan Ncai Kapenta juga mulai luput dari perhatian, padahal merupakan penyangga kesimbangan di Kota Bima,” ujar guru SMKN PP Kota Bima ini.
Dia mengharapkan, pemerintah juga terus mendorong kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Sebab akumulasi kerusakan akan dirasakan banyak orang. “Harus ada langkah nyatra saya pikir, jangan temporer saja seperti untuk kepentingan proyek saja,” katanya. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.