Connect with us

Ketik yang Anda cari

Olahraga & Kesehatan

RSUD Bima Diganjar Surat Teguran

Kota Bima, Bimakini.com.-Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima dan Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bima, beberapa hari lalu, mendapat surat teguran dari RSU Mataram. Pemicunya diduga mengabaikan pasien ibu hamil yang dirujuk. Pasien asal Kota Bima itu hanya difasilitasi mobil ambulans pengantar, tanpa didampingi perawat dan bidan. Akibatnya, ibu itu melahirkan di depan RSU Mataram tanpa penanganan medis.

Informasi yang diperoleh wartawan, kasus tersebut menyebabkan pihak RSU Mataram geram, sehingga mengirimkan teguran ke RSUD Bima dan Dikes Kota Bima. Dalam surat teguran tersebut, diingatkan agar tidak mengulangi lagi hal yang sama, karena bisa berakibat fatal terhadap kesemalatan manusia.
Pihak RSUD Bima yang dikonfirmasi melalui dr. H. Sucipto membenarkan mendapat surat teguran dari RSU Mataram. Pasien ibu hamil itu, diakuinya, sempat dirawat di RSUD Bima, tetapi karena menderita infeksi sehingga terpaksa dirujuk ke Mataram dengan rekomendasi dari Dikes Kota Bima karena pasien asal Kota Bima.
“Kita kuatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, apalagi peralatan di sini kurang memadai sehingga kita putuskan untuk dirujuk ke Mataram,” jelas Sucipto di RSUD Bima, Senin.
Diakuinya, meski sempat dirawat oleh RSUD Bima, tetapi tanggungjawab untuk memfasilitasi pasien dengan menyediakan mobil ambulans, perawat, bidan, dan biaya adalah Dikes Kota Bima. Namun, diketahuinya bidan yang diminta mendampingi pasien hingga Mataram ternyata tidak ikut.
“Kalau mobil ambulans memang disediakan juga, sedangkan mengenai biaya rujukan setahu saya tidak ada di Kota Bima, adanya hanya untuk pasien Kabupaten Bima saja, untuk lebih jelasnya silakan tanyakan ke Dikes Kota,” sarannya.
     Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dikes Kota Bima, dr. Agus Dwipitono, MARS, yang dikonfirmasi mengaku pasien ibu hamil tersebut memang asal Kota Bima, sehingga menjadi tanggungjawab Dikes Kota Bima. Sebelum dirujuk ke Mataram, telah menyediakan fasilitas mobil ambulans, bidan pendamping, bahkan biaya rujukannya.
Hanya saja, kata Agus, belakangan diketahui bidan yang hendak mendampingi pasien itu ternyata tidak jadi ikut ke Mataram. Saat ditanyai alasan, bidan itu mengaku kondisi pasien saat masih di Bima terlihat tidak terlalu parah, apalagi dinilai belum waktunya melahirkan. Ternyata, dugaan itu salah karena pasien melahirkan saat sampai di depan RSU Mataram.
Untuk itu, katanya, kasus tersebut akan menjadi evaluasi dan dipastikan tidak akan terulang lagi. Bahkan, tahun 2013 ini telah menyiapkan semua kebutuhan bagi semua pasien asal Kota Bima, misalnya ketika ada yang  dirujuk ke Mataram. (BE.20)

 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

CATATAN KHAS KMA

  ‘’SAYA mau tes daya ingat pak KMA,’’ katanya kepada saya suatu waktu. KMA itu, singkatan nama saya. Belakangan, semakin banyak kawan yang memanggil...

CATATAN KHAS KMA

SAYA belum pernah alami ini: handphone tidak bisa dipakai karena panas. Bukan hanya sekali, Tetapi berkali-kali. Juga, bukan hanya saya, tetapi juga dua kawan...

CATATAN KHAS KMA

CATATAN Khas saya, Khairudin M. Ali ingin menyoroti beberapa video viral yang beredar di media sosial, terkait dengan protokol penanganan Covid-19. Saya agak terusik...

Berita

SEPERTI biasa, pagi ini saya membaca Harian  BimaEkspres (BiMEKS) yang terbit pada Senin, 10 Februari 2020. Sehari setelah perayaan Hari Pers Nasional (HPN). Mengagetkan...

CATATAN KHAS KMA

ADALAH Institut Perempuan untuk Perubahan Sosial (InSPIRASI) NTB pada 7 Desember 2019 lalu, mencanangkan gerakan Save Teluk Bima. Kegiatan dua hari itu, menjadi heboh...