Kota Bima, Bimakini.com.-Jenuh melalui metode ceramah, siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kota Bima mengemas acara yang berbeda saat memeringati hari kelahiran (maulid) Nabi Muhammad SAW. Kemarin, mereka menampilkan drama dan puisi sebagai refeksi kecintaan mereka pada Rasulullah.
Pementasan drama diperankan oleh sejumlah siswa dan bertemakan keteladanan dan dakwah Rasulullah. Drama yang diperankan oleh tujuh siswa ini dimainkan cukup apik dengan mimik dan dialog menarik. Dialog dan penampilan karakter tokohnya cukup kuat.
Skenario drama yang mengisahkan tentang perjalanan hidup Rasulullah ditulis oleh para siswa sendiri. Dalam kisah ini, ditampilkan salahsatu babak tentang makar jahat kaum Yahudi yang ingin membunuh Nabi karena membawa agama baru dan menghina agama nenek moyang mereka. Namun, karena pertolongan Allah dan pembelaan para sahabatnya, niat jahat Yahudi bernama Kasim diketahui oleh Rasulullah atas wahyu Allah lewat malaikant Jibril.
Selain gagal membunuh Rasulullah, Yahudi ini justru masuk Islam dan berjanji akan menjadi pengikut setia Rasulullah dan siap mendakwahkan Islam.
Tampilan apik dan dari siswa menggiring acara Maulid berlangsung meriah, namun khidmat. Lebih dari 500 siswa yang memadati aula sekolah setempat tidak bergeming mengikuti tahapan kegiatan tersebut.
Guru pembina kesiswaan SMPN 1 Kota Bima, Drs. Abdi Abdarah, memuji kemampuan sisiwanya karena transkrip dan skenario hanya dipelajari sehari saja. Latihan pun hanya dilakukan beberapa jam saja sebelum tampil. “Anak-anak tampil bagus, meski sesi latihannya cukup singkat,” ujarnya di Lewirato.
Kepala SMPN 1 Kota Bima, Drs. Abdul Karim, M.Pd, mengakui pihaknya menyetujui gagasan siswa dan guru yang tidak menampilkan kegiatan ceramah dalam rangkaian peringatan Maulud Nabi kali ini. Berdasarkan pengalaman, metode ceramah sangat membosankan dan tidak efektif menyampaikan pesan pada siswa. Siswa terihat malas memperhatikan ustaz yang berceramah.
“Dengan metode drama dan pembacaan puisi tentang Rasulullah, maka dipastikan siswa akan antusias mengikuti karena ada suasana yang beda dengan biasanya,” ujarnya.
Selain itu, katanya, siswa juga akan mudah dan antusias mengikuti alur cerita dalam drama, dibandingkan ceramah. Siswa akan lebih responsif dan aktif jika mereka sendiri yang melakoni kegiatan tersebut.
“Terbukti tadi siswa sangat antusias mengikuti drama tentang kelahiran Nabi Muhammad dan puisi,” ungkapnya.
Karim menambahkan, kegiatan dengan melibatkan siswa sebagai subjek dan objek kegiatan sudah lama diterapkan di sekolah tersebut. Melalui cara ini kreativitas dan keberanian siswa akan tumbuh. “Hal yang terpenting, materi yang ingin disampaikan akan mudah dicerna oleh siswa,” ujarnya.
Dia menambahkan, berdasarkan hasil penelitian, metode ceramah hanya efektif sekitar lima persen dalam penyampaikan pesan, sedangkan metode atraktif dan melibatkan siswa bisa sampai 56 persen efektivitasnya. Selain itu, metode ini akan lebih membekas dalam ingatan siswa.
“Kalau ceramah mungkin dua jam siswa sudah lupa materinya, apalagi cara penyampaian ceramahnya tidak menarik. Siswa juga cenderung sering tidak fokus,” ujarnya. (BE.14)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.