Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Soal Teror

Kasus dugaan terorisme kembali menghangatkan langit Mbojo dan Dompu. Akhir pekan lalu, lima warga tewas di tempat bersimbah darah setelah berondongan peluru  tim Detasemen Khusus 88 Antiteror mengoyak anggota tubuh mereka. Sebagian diidentifikasi warga Bima, sebagian lagi luar daerah. Mereka yang masih kabur terus diburu. Status Siaga Satu pun membandrol Pulau Sumbawa. Itu berarti ada kekuatiran lebih dan fokus untuk proses mengatasi.

Lagi-lagi, publik hanya bisa mengetahui alasan penembakan membabi-buta itu karena mencoba melawan aparat. Jika apa yang disampaikan pihak Kepolisian bahwa para terduga teroris itu membawa bom berdaya ledak tinggi dan siap meledakkannya, atau merencanakan areal tertentu untuk dihancurkan   selayaknya itu perlu diwaspadai karena berdampak luas bagi keamanan dan ketertiban masyarakat. Kelompok yang kerap mengumbar teror, dalam tendensi apapun, harus dicegah karena merusak harmoni dan ancaman bagi kemaslahatan. Membiarkan kelompok manapun mengobrak-abrik tatanan sangat berbahaya.
Namun, membombardir sasaran apapun dengan tujuan “bumihangus” tidak bisa dibenarkan. Mereka yang dianggap menyimpang harus diusahakan dimintai pertanggungjawaban di meja hukum. Kritik pedas dan sinisme publik selama ini adalah mereka yang diduga peneror (teroris) selalu terkapar bersimbah darah di tempatnya berdiri. Aparat Negara “terlatih” di titik ini. Pendekatan kekerasan seperti ini tidak akan pernah menyelesaikan masalah, karena itu soal ideologi sehingga lebih tepat dengan persuasif atau intensif mendialogkan sudut pandang pikiran. Kekerasan Negara hanya akan ‘menumbuhsuburkan’ semangat kekerasan (pembalasan) baru dari kelompok atau keluarganya. Pengalaman dari rangkaian kasus terorisme di Indonesia selalu berkutat pada masalah itu.
Tentu kita berharap ada pendekatan atau cara penanganan yang lebih baik untuk memutus rangkaian percobaan teror yang kerap melanda Negeri ini, khususnya Bima dan Dompu. Tanpa munculnya korban dari pihak manapun. Kita berharap pula tidak muncul teror dari kelompok manapun yang memicu instabilitas.  Negara juga mesti lebih cermat dan taktis saat memburu para peneror, dalam bentuk apapun. Negara jangan sampai hadir di tengah kehidupan publik dalam teror lain yang daya dampaknya lebih parah saat jaman Orde Baru dulu. (*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Pemerintahan

Bima, Bimakini.com.-      Pemerintah Kabupaten Bima sudah menerapkan lima hari kerja sejak sebulan terakhir. Pemantauan terhadap kepatuhan Satuan Kerja Perangkat daerah dan Unit Pelaksana ...

Politik

Bima, Bimakini.com.- Ini harapan sekaligus sorotan akademisi terhadap Pejabat Bupati Bima, Drs Bachrudin, MPd, soal netralitas  aparatur pemerintah. Bachrudin diminta jangan hanya bisa beretorika soal...

Pemerintahan

Kota Bima, Bimakini.com.-Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Bima akan  mengonfirmasi silang data Daftar Pemilih Tetap (DPT)  bermasalah yang dilaporkan oleh pengurus DPD Partai Golkar...

Hukum & Kriminal

Kota Bima, Bimakini.com.- Massa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Bima mendatangi Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Bima, Selasa (08/10) siang. Mereka mengecam aksi kekerasan...

Peristiwa

Dompu, Bimakini.com.- Negosiasi antara pemilik tanah dan pemerintah soal pembebasan lahan untuk pasar bawah Dompu hingga kini belum tuntas. Negosiasi antara pemerintah setempat dengan...