Connect with us

Ketik yang Anda cari

Hukum & Kriminal

TPFR Bima Kasus Penembakan oleh Densus 88 Terbentuk

Bima, Bimakini.com.- Tim Pencari Fakta dan Rehabilitasi (TPFR) terbentuk, Rabu (9/1) sore di Kantor Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bima. Rapat pembentukan tim tersebut dihadiri oleh sejumlah elemen, seperti MUI, LBH Amanat, LDPU An Naba, JAT, HMI, Per Mahasiswa, Forlis, Lembaga Dakwah Kampus, BEM, serta Akademisi. Pembentukan tim itu sebagai bentuk kepedulian dan keprihatinan atas kondisi yang ada. Termasuk ingin mengungkap kebenaran atas opini yang dibangun kepolisian.

Petemuan itu menunjuk, Hadi Santoso, ST, MM dari LDPU An Naba sebagai Ketua TPFR dan Rismunandar sebagai sekretaris.  Tim mulai bekerja untuk mengumpulkan informasi dan fakta dilapangan terkait dengan penembakan oleh Densus 88.

Hadi Mengatakan terdapat perbedaaan yang nyata antara stigma nasional dan internasional dengan kenyataan di Bima. Kondisi terkini adalah penetapan status siaga satu di Pulau Sumbawa oleh Polda NTB. “Pada kenyataannya masyarakat Bima tidak merasakan sama sekali ketegangan sebagai dampak klaim terorisme oleh Polda NTB,” ujarnya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Adanya kejanggalan-kejanggalan dalam penindakan klaim kauss terorisme di wilayah Bima, termasuk kasus Ustadz Bahtiar yang ditembak mati dengan alasan pulang dari Poso. Padahal pada kenyataannya tidak pernah meninggalkan Bima. “Tim ini juga untuk memberikan keberimbangan informasi yang dikonsumsi melalui media. Selama ini hanya sumber sepihak dari kepolisian, yang dipandang sangat memperburuk citra Bima yang ramah dan agamais,” ungkapnya.

Selain itu, kata dia, perlu adanya aksi lapangan yang bersifat investigative dan nyata demi menyuguhkan fakta pada masyarakat. TPFR melihat kepolisian masih tertutup terhadap berbagai elemen termasuk pers atas hampir semua kejadian di Bima.

“Untuk itu TPFR Bima diharapkan mampu menampilkan fakta lapangan versi masyarakat. TPFR Bima harus bisa menjadi penyeimbang berita atas kasus-kasus faktual di Bima,” ujarnya.

Selain itu, kata Hadi, TPFR sebagai pusat informasi  atas kasus-kasus yang berefek pada citra Bima. Menjadi corong masyarakat pada media massa, pemerntah daerah, kepolisian, DPR RI, Presiden, dan Komnas HAM.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Sementara itu, Ketua MUI Kabupaten Bima, H Abdurrahmin Haris, MA, mengatakan selama ini kerap menegaskan tidak ada teroris di Bima. Tidak ada masyarakat yang mengeluh dan merasakan ada ancaman seperti yang kerap dikuatirkan aparat.

Kasus penembakan lima orang oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror di Dompu telah memunculkan stigma negatif tentang Bima. Stigma tersebut tentu mengarah ke pencitraaan Islam, terutama di Bima. “Saya mendukung adanya tim ini. Perlu menggali fakta, seperti apa kebenaran kasus ini. Agar kita tidak dikuasai kebatilan,” tegasnya. (BE.16)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

CATATAN KHAS KMA

  ‘’SAYA mau tes daya ingat pak KMA,’’ katanya kepada saya suatu waktu. KMA itu, singkatan nama saya. Belakangan, semakin banyak kawan yang memanggil...

CATATAN KHAS KMA

SAYA belum pernah alami ini: handphone tidak bisa dipakai karena panas. Bukan hanya sekali, Tetapi berkali-kali. Juga, bukan hanya saya, tetapi juga dua kawan...

CATATAN KHAS KMA

CATATAN Khas saya, Khairudin M. Ali ingin menyoroti beberapa video viral yang beredar di media sosial, terkait dengan protokol penanganan Covid-19. Saya agak terusik...

Berita

SEPERTI biasa, pagi ini saya membaca Harian  BimaEkspres (BiMEKS) yang terbit pada Senin, 10 Februari 2020. Sehari setelah perayaan Hari Pers Nasional (HPN). Mengagetkan...

CATATAN KHAS KMA

ADALAH Institut Perempuan untuk Perubahan Sosial (InSPIRASI) NTB pada 7 Desember 2019 lalu, mencanangkan gerakan Save Teluk Bima. Kegiatan dua hari itu, menjadi heboh...