Connect with us

Ketik yang Anda cari

Hukum & Kriminal

Warga Penatoi: Anas Warga Hidirasa Wera

Kota Bima, Bimakini.com.-Sejumlah warga Kelurahan Penatoi Kecamatan Mpunda Kota Bima, Kamis (17/1) pagi, menemui Kapolres Bima Kota. Mereka terdiri dari perwakilan pemuda, tokoh masyarakat, dan aparat Rukun Tetangga (RT). Mereka mengelarifikasi pemberitaan yang menyebutkan Anas Wiryanto, SE, terduga teroris yang ditembak mati tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror adalah warga Penatoi.

Warga menegaskan bahwa almarhum Anas merupakan warga asli Desa Hidirasa Kecamatan Wera Kabupaten Bima. Hanya saja, sempat menetap sementara di Penatoi pada rumah kontrakan. Selain mengelarifikasi hal itu, warga juga menyerahkan surat pernyataan bersama semua perwakilan warga yang menolak jenazah Anas dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Penatoi.
Perwakilan warga, Ahmad, mengatakan bersama warga lain sudah sepakat menolak rencana pemakaman jenazah Anas di Penatoi dan meminta agar dimakamkan di tempat asalnya di Wera. Alasannya, dikuatirkan apabila dimakamkan di Penatoi terjadi persilihan dengan warga hingga bentrok.
“Kedatangan kami ingin meminta Kepolisian agar jenazah almarhum Anas dikembalikan ke Wera dan dimakamkan di sana. Hal ini juga untuk menghindari anggapan negatif bahwa Penatoi sebagai sarang teroris,” tegas Ahmad, Ketua RT 10, saat pertemuan di Mapolres.
   Koordinator warga, Muhtar, SH, mengaku pada prinsipnya warga tidak menolak pemakaman jenazah di Penatoi, tetapi karena merupakan warga asli Wera, maka diminta dikembalikan ke wilayah asalnya. Apalagi, almarhum masih memiliki orangtua sebagai ahli waris untuk mengurusnya.
“Alangkah lebih bijaknya karena almarhum memiliki ahli waris dan keluarga, sehingga kita kembalikan ke Wera untuk dimakamkan disana,” ujarnya.
Alasan lainnya, kata Muhtar, pertimbangan keamanan karena banyak warga yang kuatir prosesi pemakaman tidak seperti umumnya. Hal itu seperti yang terjadi di desa lain di Kabupaten Bima ketika kedatangan jenazah terduga teroris disambut orasi, pemasangan spanduk, dan ekspresi berlebihan hingga saat pemakaman disertai ceramah.
“Kalau sudah seperti itu kami kuatir nanti terjadi gesekan antarwarga dengan kelompok mereka,” terangnya.
Selain menyampaikan itu, warga juga mengeluhkan kepada Kepolisian berkaitan keleluasaan kelompok pengajian di Penatoi yang menggunakan Masjid Istiqomah. Kelompok tersebut dinilai berpaham radikal dan meresahkan warga. Masalahnya, sejumlah warga terutama kalangan pemuda telah direkrut untuk menjadi anggota.
Para pemuda yang direkrut itu, diakui didoktrin dengan paham radikal. Dampaknya kelompok mereka semakin besar dengan pergaulan eksklusif dan tidak berbaur dengan masyarakat pada setiap rutinitas kegiatan sosial.
        “Sudah banyak pemuda yang masuk kelompok mereka dan hilang keluar daerah, bahkan saya dengar ada yang ke Poso juga,” ujar Muhtar.
Anehnya, menurut warga lain yang hadir, keberadaan semua anggota jamaah kelompok itu diketahui tidak memiliki identitas apa pun seperti kartu tanda penduduk. Belakangan diketahui alasan mereka karena menganggap pemerintah adalah thogut, sehingga tidak boleh diikuti semua produk yang diciptakan.
       “Untuk itu kami meminta Kepolisian mencarikan solusi segera agar warga Penatoi tidak semakin resah,” ujarnya.
Menanggapi itu Kapolres Bima Kota, AKBP Kumbul KS, S.IK, SH, mengaku telah menerima keberatan warga Penatoi agar jenazah tidak dimakamkan di kelurahan setempat. Untuk menindaklanjuti aspirasi tersebut, pihaknya segera membahas bersama Pemerintah Kota Bima.
Mengenai keamanan, kata Kumbul, akan berkoordinasi dengan Polsek dan aparat terkait untuk membantu menjaga stabilitas. “Langkah-langkah untuk mencari solusi terbaik akan kita ambil setelah koordinasi,” terangnya kepada warga usai menerima surat pernyataan keberatan. (BE.20)
 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Berita

SEJAK November lalu, saya bersama tim kecil mencoba untuk membaca peta potensi apa yang bisa membantu pengembangan ekonomi masyarakat Bima. Selain meneliti data, melihat...

Berita

SEMUA yang bernyawa pasti akan mati sebagaimana firman Allah: “Dan sekali kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang waktu kematiannya, dan Allah...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Kasus dugaan penganiayaan terjadi di persimpangan Desa Talabiu Kecamatan Woha Kabupaten Bima, Senin (27/3) sekira pukul 18.30 WITA.  Oknum anggota Kepolisian Sektor...

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.-  Dedi Rosyadi terpilih dengan suara meyakinkan menjadi Ketua RT 012 RW 03 Lingkungan BTN Penatoi Kelurahan  Kota Bima. Dari 116 suara...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.com.- Aksi pemalangan sekolah kembali terjadi. Kali ini menimpa  Sekolah Dasar Negeri (SDN) Inpres Palisondo Desa Sondosia, Kecamatan Bolo. Aksi itu diduga dilakukan Bahrudin ...